Uni Eropa Waspadai Dumping Produk Surplus Tiongkok di Tengah Perang Dagang AS-Tiongkok

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa Uni Eropa sedang mencermati dampak tidak langsung dari tarif tinggi yang diberlakukan AS terhadap produk Tiongkok. Ia menegaskan bahwa Eropa tidak akan menjadi tempat pelarian bagi kelebihan kapasitas produksi global.


Uni Eropa perketat pengawasan terhadap arus masuk produk Tiongkok ke Eropa. Kekhawatiran meningkat soal dumping barang yang bisa hantam industri lokal dan picu krisis ekonomi.
 
Uni Eropa Awasi Ketat Produk Surplus Tiongkok Akibat Perang Dagang AS-Tiongkok

Seiring memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Uni Eropa kini mengawasi dengan ketat aliran produk surplus asal Tiongkok. Kekhawatiran utama adalah kemungkinan besar produk-produk ini akan dibanjiri ke pasar Eropa secara besar-besaran, atau dikenal sebagai praktik dumping, yang dapat merugikan industri lokal dan menciptakan tekanan ekonomi yang serius.
 
Von der Leyen: Eropa Tak Akan Terima Dumping Produk Asing

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa Uni Eropa sedang mencermati dampak tidak langsung dari tarif tinggi yang diberlakukan AS terhadap produk Tiongkok. Ia menegaskan bahwa Eropa tidak akan menjadi tempat pelarian bagi kelebihan kapasitas produksi global.

“Kami tidak bisa menyerap kelebihan kapasitas global, dan kami tidak akan menerima praktik dumping. Eropa akan selalu membela nilai dan kepentingannya,” tegas von der Leyen.

Untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut, Uni Eropa berencana membentuk satuan tugas khusus yang akan memantau impor dan mencegah masuknya produk yang berisiko merusak pasar domestik.
 
Risiko Ganda bagi Industri Eropa

Para analis menilai skenario terburuk adalah ketika produk Tiongkok, yang dikenai tarif tinggi oleh AS, justru membanjiri pasar Eropa. Hal ini akan menciptakan pukulan ganda bagi industri manufaktur di Eropa.

Masalah ini diperparah oleh ketidakseimbangan perdagangan antara Tiongkok dan Uni Eropa. Pada tahun 2023, defisit perdagangan Eropa terhadap Tiongkok mencapai hampir USD332 miliar, sebagian besar disebabkan oleh subsidi pemerintah Tiongkok terhadap perusahaan-perusahaannya.
 
Ketegangan Politik: Dukungan Tiongkok ke Rusia Perburuk Hubungan

Selain masalah ekonomi, hubungan antara Uni Eropa dan Tiongkok juga semakin merenggang secara politik. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, dukungan tidak langsung Beijing terhadap Moskow telah memperburuk ketegangan diplomatik.

Uni Eropa kini memandang pemerintah Tiongkok sebagai "lawan sistemik", bukan lagi mitra dagang biasa. Upaya-upaya untuk menjaga keseimbangan kini memasuki fase krusial, karena Eropa berusaha melindungi industri lokal dari pengaruh eksternal.


0 comments