Pernyataan Dokter Tiongkok Soal Transplantasi Organ Bayi Gegerkan Internet: "Hanya Iblis yang Bisa Bicara Seperti Ini"
Dokter Tiongkok memicu kemarahan publik setelah membeberkan teknik transplantasi ginjal bayi di media sosial. Pernyataan kontroversial ini kembali soroti isu pelanggaran HAM dan praktik pengambilan organ secara paksa oleh rezim Tiongkok.
TIONGKOK - Seorang dokter urologi asal Tiongkok, Song Turun, menjadi sorotan setelah mengunggah video yang membahas teknik transplantasi ginjal bayi. Video yang diunggah melalui akun Douyin (TikTok Tiongkok) itu langsung viral dan menuai kecaman luas dari netizen, terutama karena cara ia menjelaskan prosedur yang dianggap tidak manusiawi.
Song Turun, dokter dari Rumah Sakit West China Universitas Sichuan, menyebut bahwa ia pernah melakukan transplantasi ginjal pada bayi prematur dan menyebutkan tiga "keunggulan" dari prosedur tersebut. Yang paling memicu kemarahan adalah ketika ia menyebut istilah "pemberi ginjal" alih-alih menggunakan kata "donor", yang seharusnya mencerminkan tindakan sukarela.
Warganet Taiwan dan komunitas internasional langsung mengecam pernyataan tersebut: "Ini bukan tindakan medis, ini tindakan pengambilan organ secara hidup-hidup!" "Organ bayi dijelaskan seperti barang dagangan, ini benar-benar tidak bermoral."
Song sendiri mengakui bahwa prosedur transplantasi pada bayi memiliki risiko tinggi, seperti trombosis dan keharusan konsumsi obat jangka panjang. Namun, ia terus menekankan bahwa ginjal bayi memiliki kualitas tinggi dan efektivitas yang baik dalam transplantasi, membuat publik semakin geram.
Ia juga mengungkap bahwa sudah melakukan lebih dari 20 kasus transplantasi ginjal bayi, menimbulkan pertanyaan besar mengenai asal-usul organ-organ tersebut.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap isu pelanggaran HAM di Tiongkok, khususnya praktik pengambilan organ hidup dari tahanan politik dan praktisi Falun Gong, seperti yang diungkap dalam dokumenter "State Organs". Film tersebut baru-baru ini tayang di Taiwan dan memicu kemarahan publik.
Netizen Taiwan bahkan memulai kampanye bertajuk "Kami Berutang Permintaan Maaf pada Epoch Times", sebagai bentuk penghargaan terhadap media yang lebih dulu mengungkap kejahatan ini dua dekade lalu.
TIONGKOK - Seorang dokter urologi asal Tiongkok, Song Turun, menjadi sorotan setelah mengunggah video yang membahas teknik transplantasi ginjal bayi. Video yang diunggah melalui akun Douyin (TikTok Tiongkok) itu langsung viral dan menuai kecaman luas dari netizen, terutama karena cara ia menjelaskan prosedur yang dianggap tidak manusiawi.
Song Turun, dokter dari Rumah Sakit West China Universitas Sichuan, menyebut bahwa ia pernah melakukan transplantasi ginjal pada bayi prematur dan menyebutkan tiga "keunggulan" dari prosedur tersebut. Yang paling memicu kemarahan adalah ketika ia menyebut istilah "pemberi ginjal" alih-alih menggunakan kata "donor", yang seharusnya mencerminkan tindakan sukarela.
Warganet Taiwan dan komunitas internasional langsung mengecam pernyataan tersebut: "Ini bukan tindakan medis, ini tindakan pengambilan organ secara hidup-hidup!" "Organ bayi dijelaskan seperti barang dagangan, ini benar-benar tidak bermoral."
Song sendiri mengakui bahwa prosedur transplantasi pada bayi memiliki risiko tinggi, seperti trombosis dan keharusan konsumsi obat jangka panjang. Namun, ia terus menekankan bahwa ginjal bayi memiliki kualitas tinggi dan efektivitas yang baik dalam transplantasi, membuat publik semakin geram.
Ia juga mengungkap bahwa sudah melakukan lebih dari 20 kasus transplantasi ginjal bayi, menimbulkan pertanyaan besar mengenai asal-usul organ-organ tersebut.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap isu pelanggaran HAM di Tiongkok, khususnya praktik pengambilan organ hidup dari tahanan politik dan praktisi Falun Gong, seperti yang diungkap dalam dokumenter "State Organs". Film tersebut baru-baru ini tayang di Taiwan dan memicu kemarahan publik.
Netizen Taiwan bahkan memulai kampanye bertajuk "Kami Berutang Permintaan Maaf pada Epoch Times", sebagai bentuk penghargaan terhadap media yang lebih dulu mengungkap kejahatan ini dua dekade lalu.
Kesimpulan
Pernyataan kontroversial dari dokter Tiongkok ini membuka kembali luka lama dan sorotan dunia terhadap isu pengambilan organ paksa di Tiongkok. Komunitas internasional menuntut transparansi, investigasi menyeluruh, dan perlindungan hak asasi manusia yang lebih kuat di negara tersebut.
0 comments