"Lompatan Besar" Gaya Baru? China Dorong AI Lewat Sistem "Seluruh Negara"


Xi Jinping: China Harus Gunakan "Sistem Seluruh Negara" untuk Kembangkan AI

Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi prioritas utama bagi banyak negara. Baru-baru ini, pemimpin Partai Komunis China (PKC), Xi Jinping, menyerukan penggunaan "sistem seluruh negara" untuk mempercepat pengembangan AI di China.

Pada 25 April, saat sesi belajar kolektif ke-20 Politbiro, Xi menyatakan bahwa dalam menghadapi kemajuan pesat AI generasi baru, China harus "memanfaatkan keunggulan sistem nasional" untuk mendorong pengembangan AI, serta "menguasai inisiatif dalam perkembangan dan pengelolaan AI."

Ia juga menekankan pentingnya "mengonsentrasikan sumber daya" untuk mengatasi tantangan teknologi inti seperti chip kelas atas dan perangkat lunak dasar.
 
Para Pakar Ragukan Strategi "Lompatan Besar" ala Xi

Namun, para pengamat internasional tidak optimis. Chen Shih-min, dosen ilmu politik di Universitas Nasional Taiwan, mengatakan bahwa AI kini berperan penting dalam berbagai sektor, termasuk propaganda luar negeri dan dalam negeri PKC, robotik, industri, hingga militer.

Menurut Chen, siapa pun yang menguasai pengembangan AI berpotensi menguasai tatanan dunia. Wajar jika China ingin mandiri di bidang ini.

Namun, ia mengingatkan, pengembangan AI bukan hanya soal keinginan, melainkan juga soal infrastruktur teknologi — dan di sinilah China masih tertinggal.

Huang Peng-hsiao, mantan anggota Majelis Nasional Taiwan, lebih kritis lagi. Ia membandingkan strategi "seluruh negara" ini dengan kegagalan masa lalu seperti:
 
  • Lompatan Jauh ke Depan (Great Leap Forward)
  • Tiga Panji Merah
  • Kampanye Besi dan Baja
  • Pertanian bergaya Dazhai

Menurut Huang, pendekatan "semua serba cepat dan besar-besaran" ini sudah usang di era industri modern. Menerapkannya dalam industri AI justru bisa mengarah pada kegagalan besar.
 
Contoh Kegagalan: DeepSeek dan Krisis Overproduksi

  • Huang juga menyebut contoh nyata: Praktik subsidi dan insentif sektor industri di China justru menyebabkan overproduksi di sektor seperti panel surya dan mobil listrik.
  • Di bidang semikonduktor, banyak kasus penipuan proyek chip.

Kasus startup AI China DeepSeek — yang sempat viral karena klaim biaya rendah namun akhirnya terbukti sebagai penipuan — menunjukkan bagaimana obsesi "lompatan besar" dapat menghasilkan produk asal jadi dan membuang-buang sumber daya.
 
Hambatan Teknologi: Ketergantungan pada Chip Barat

Meski China berlomba membangun ekosistem AI sendiri, mereka tetap sangat bergantung pada chip asing seperti NVIDIA A100 dan H100 — yang kini dilarang ekspor ke China.

Chen menegaskan, tanpa chip ultra-maju seperti 2nm dari TSMC, kemajuan AI China akan tertinggal 1–2 tahun dari Amerika Serikat dan sekutu Barat.

Huang Peng-hsiao menambahkan bahwa kemajuan ilmiah seperti ini tidak mungkin tercapai lewat sistem komando politik:

"Inovasi sejati lahir dari kebebasan akademik dan ekosistem sosial yang terbuka, bukan lewat mobilisasi politik massal."

Itulah sebabnya, menurutnya, China sulit melahirkan "Elon Musk" versi mereka sendiri.
 
Kesimpulan

Meski ambisi China dalam pengembangan AI sangat besar, penggunaan sistem seluruh negara yang terlalu politis dan terpusat bisa menjadi bumerang. Tanpa terobosan di bidang semikonduktor dan perubahan mendasar dalam sistem pendidikan serta inovasi, AI China akan tetap sulit mengejar ketertinggalan dari dunia Barat.


0 comments