Laporan: Organisasi Misterius Tiongkok Rekrut Mantan Pegawai Pemerintah AS yang Dipecat
![]() |
Presiden AS, Donald Trump, dan miliarder Elon Musk sedang melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap pegawai pemerintah. Namun, mantan pegawai yang kehilangan pekerjaan tersebut kini menjadi target utama perekrutan oleh jaringan perusahaan yang dikendalikan oleh organisasi misterius asal Tiongkok.
Menurut laporan Reuters, sebuah jaringan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan teknologi rahasia asal Tiongkok tengah mencoba merekrut mantan pegawai pemerintah AS yang terkena PHK.
Strategi Perekrutan oleh Perusahaan Tiongkok
Perekrutan dilakukan melalui perusahaan konsultan atau headhunter yang tampaknya independen, tetapi sebenarnya bagian dari jaringan rahasia yang lebih besar.
Empat perusahaan yang diduga terlibat hampir tidak memiliki informasi publik, tetapi mereka menggunakan server atau situs web yang saling terhubung. Salah satu perusahaan, Smiao Intelligence, tiba-tiba menutup situs webnya setelah laporan Reuters dipublikasikan.
Menurut Max Lesser, analis senior di Foundation for Defense of Democracies, metode ini mirip dengan teknik intelijen Tiongkok sebelumnya.
Bahaya bagi AS: Intelijen dan Spionase
Setelah bergabung, mantan pegawai pemerintah AS mungkin diminta memberikan informasi sensitif atau merekomendasikan target lainnya.
Dr. Zhi-Dong Zhong dari Institute for National Defense and Security Research di Taiwan menyatakan bahwa Tiongkok menggunakan berbagai cara untuk mengumpulkan informasi tentang keamanan nasional, diplomasi, dan teknologi militer AS.
Dr. Ming-Shi Shen menambahkan bahwa Tiongkok memanfaatkan ketidakpuasan emosional dan kesulitan ekonomi mantan pegawai untuk merekrut mereka.
Taktik Perekrutan Intelijen Tiongkok
- Perekrutan awal dimulai dengan tugas ringan, seperti mengumpulkan informasi sederhana.
- Setelah menerima pembayaran awal, target akan diberikan tugas yang lebih sulit secara bertahap.
- Pada akhirnya, mereka terjebak dalam jaringan spionase, sehingga sulit keluar tanpa konsekuensi hukum.
- CNN melaporkan bahwa AS sudah lama menyadari upaya perekrutan oleh Tiongkok dan Rusia terhadap pegawai yang tidak puas.
- FBI memperingatkan bahwa agen intelijen Tiongkok dapat menyamar sebagai lembaga akademik, think tank, atau perusahaan rekrutmen untuk menargetkan pegawai pemerintah AS.
- Gedung Putih menegaskan bahwa pegawai pemerintah, baik aktif maupun yang sudah pensiun, harus sadar akan bahaya dari infiltrasi Tiongkok.
- Kedutaan Besar Tiongkok di Washington membantah keterlibatan dalam operasi ini.
- Namun, dalam kasus sebelumnya pada tahun 2020, Jun Wei Yeo, seorang warga Singapura, mengaku sebagai agen Tiongkok dan menggunakan iklan lowongan kerja palsu untuk merekrut pegawai pemerintah AS—sesuatu yang saat itu juga dibantah oleh pemerintah Tiongkok.
0 comments