Laporan Intelijen AS: Tiongkok adalah Ancaman Militer dan Siber Terbesar
![]() |
Truth Media. Pada 25 Maret, Kantor Direktur Intelijen Nasional AS merilis laporan penilaian ancaman global. Laporan ini menyoroti bahwa ancaman terbesar terhadap militer dan dunia siber AS masih berasal dari Tiongkok. Dari total 33 halaman laporan tersebut, sekitar sepertiganya membahas Tiongkok.
Laporan tersebut mengungkap bahwa Tiongkok menggunakan senjata konvensional untuk menyerang AS, melakukan serangan siber terhadap infrastruktur penting, serta menargetkan aset-aset AS di ruang angkasa. Selain itu, Tiongkok bekerja sama dengan Rusia, Iran, dan Korea Utara dalam berbagai aksi yang dirancang untuk menantang dominasi AS dan memperoleh keuntungan strategis.
Menurut laporan, Tiongkok tetap menjadi ancaman siber "paling aktif dan bertahan lama" bagi pemerintah AS, sektor swasta, serta infrastruktur penting. Selain itu, negara tersebut juga dianggap sebagai "ancaman militer paling kuat dan komprehensif" terhadap keamanan nasional AS.
Pendapat Para Ahli:
Gong Xiangsheng, Peneliti Asosiasi di Institut Konsep Operasi Militer dan Politik Tiongkok, Taiwan:"Fakta bahwa AS menganggap Tiongkok sebagai ancaman utama menunjukkan bahwa AS akan memperkuat blokade teknologi dan ekonomi, serta memperkuat kerja sama dengan sekutunya untuk menghadapi Tiongkok."
Su Ziyun, Direktur Institut Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan:
"Militer AS sejak lama menganggap Tiongkok sebagai ancaman utama. Oleh karena itu, mereka terus memperkuat kekuatan militer untuk menekan ekspansi militer Tiongkok. Intelijen AS juga memiliki pandangan yang sama, meskipun sebelumnya mereka melunakkan istilahnya demi pertimbangan diplomasi. Namun, sekarang mereka tidak lagi menutup-nutupi dan secara terbuka menyebut Tiongkok sebagai ancaman terbesar."
Laporan tersebut juga membahas ancaman Tiongkok terhadap Taiwan, dengan prediksi bahwa pada tahun 2025, pemerintah Tiongkok dapat meningkatkan tekanan koersif terhadap Taiwan.
Su Ziyun menambahkan:
"Ini menunjukkan bahwa strategi AS terhadap Tiongkok di bawah pemerintahan Trump telah menjadi semakin jelas. Trump tetap menjaga ruang manuver diplomatik, tetapi kabinetnya dan laporan-laporan resmi secara langsung mengakui ancaman dari Tiongkok serta niatnya terhadap Taiwan."
Gong Xiangsheng juga menekankan:
"AS sangat memperhatikan Taiwan dalam strategi Indo-Pasifik. Taiwan berada di garis depan dalam menghadapi ekspansi militer dan geopolitik Tiongkok, serta menjadi titik strategis penting bagi AS dan sekutunya dalam menghadapi pengaruh Tiongkok."
Selain itu, para pejabat AS, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Wakil Presiden J.D. Vance, yang dikenal sebagai politisi berhaluan keras, juga menyatakan bahwa Tiongkok adalah ancaman terbesar bagi AS. Mereka menyerukan agar AS lebih fokus dalam membendung pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.
Laporan oleh Li Yun dan Qiu Yue, New Tang Dynasty Television.
0 comments