Gempa Dahsyat di Myanmar: Kekuatannya Setara 334 Ledakan Bom Atom, Gedung Pemerintah di Bangkok Mengalami Getaran Keras


Pada Sabtu (30 Maret) sore, junta militer Myanmar mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo pada 28 Maret telah meningkat menjadi 1.700 orang, sementara 3.400 lainnya mengalami luka-luka. Karena komunikasi yang terputus, skala sebenarnya dari bencana ini masih belum diketahui. Berbagai negara dan organisasi mulai mengerahkan bantuan ke daerah terdampak.

Perang Saudara Hampir 4 Tahun, Gempa Dahsyat Memperburuk Situasi Myanmar

Sejak kudeta militer tahun 2021, Myanmar telah terjebak dalam perang saudara antara militer dan kelompok pemberontak. Pada 28 Maret, gempa berkekuatan 7,7 mengguncang Myanmar bagian tengah, menyebabkan banyak korban jiwa. Gempa ini semakin memperburuk situasi negara yang sudah menderita akibat konflik berkepanjangan.

WHO Khawatir Wabah Penyakit, Butuh Dana Darurat 8 Juta Dolar AS

Pada 30 Maret, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan gempa ini sebagai darurat tingkat tertinggi. WHO menyatakan bahwa Myanmar memiliki keterbatasan fasilitas bedah, sehingga jumlah korban tewas dan luka-luka yang tinggi meningkatkan risiko infeksi.

Karena kondisi infrastruktur Myanmar yang rapuh, gempa ini juga berpotensi memperparah wabah penyakit. WHO mendesak perlunya dana darurat sebesar 8 juta dolar AS untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah wabah penyakit dalam 30 hari ke depan.

Ho Chi Minh, Vietnam: Hampir 350 Apartemen Retak Akibat Gempa

Getaran dari gempa Myanmar juga terasa hingga Ho Chi Minh, Vietnam. Hampir 350 apartemen dilaporkan mengalami retakan di dinding, lantai terkelupas, dan kerusakan pada lorong.

Komite manajemen apartemen setempat telah melakukan pemeriksaan awal dan menyatakan bahwa keamanan penghuni tidak langsung terancam.

Wanita Hamil di Mandalay Terjebak 2 Hari, Meninggal Setelah Diselamatkan

Hari ini, tim penyelamat berhasil menemukan seorang wanita hamil yang terjebak di bawah reruntuhan sebuah apartemen di Mandalay, Myanmar, setelah lebih dari 55 jam.

Wanita berusia 35 tahun itu ditemukan hidup dan segera dievakuasi dari bangunan Sky Villa, yang runtuh akibat gempa 28 Maret. Namun, tak lama setelah diselamatkan, ia dinyatakan meninggal dunia.
Gempa Susulan Bermagnitudo 5,1 Guncang Dekat Mandalay, Korban Tewas Capai 1.700 Orang

Pada 30 Maret, gempa susulan berkekuatan 5,1 mengguncang daerah dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar. Warga panik, berteriak, dan berlarian ke jalan untuk menyelamatkan diri.

Militer Myanmar mengeluarkan pernyataan resmi sore ini, menyatakan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi sekitar 1.700 orang, dengan sekitar 3.400 orang terluka, serta 300 orang masih dinyatakan hilang.

Menurut laporan dari BBC, pusat gempa berada di Mattara, sekitar 28 km barat laut Mandalay. Warga di Amarapura, kota yang berdekatan, mengatakan bahwa ini adalah gempa susulan terkuat yang mereka rasakan sejak gempa besar pada 28 Maret.

Tim Penyelamat Taiwan Siap Bantu, Namun Terhambat

Badan Pemadam Kebakaran Taiwan mengumumkan bahwa 126 personel penyelamat, 6 anjing pelacak, dan 15 ton peralatan penyelamat telah siap siaga untuk dikirim ke Myanmar. Saat ini, 21 tim penyelamat internasional telah dikerahkan, sementara 27 tim lainnya, termasuk dari Taiwan, masih dalam status siaga.

PBB: Kekurangan Bantuan dan Infrastruktur Rusak Hambat Penyelamatan

Pada 29 Maret, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa gempa dahsyat di Myanmar telah merusak dan bahkan menghancurkan banyak rumah sakit serta fasilitas medis. Kekurangan pasokan medis dan kerusakan infrastruktur utama semakin memperumit upaya penyelamatan korban gempa.

PBB menegaskan bahwa para korban sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan segera, tetapi kendala pasokan medis, rusaknya jalan, serta gangguan komunikasi menghambat upaya penyelamatan.

Vietnam Kirim 79 Personel Militer untuk Bantuan Bencana

Tentara Rakyat Vietnam akan mengirim 79 personel militer ke Myanmar untuk membantu operasi penyelamatan pasca-gempa. Mereka dijadwalkan berangkat pada 30 Maret. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Vietnam melaporkan bahwa belum ada laporan mengenai warga negara Vietnam yang terdampak dalam bencana ini.

Pemerintah Militer Myanmar: 1.644 Tewas, 3.408 Terluka

Menurut laporan dari BBC News, pemerintah militer Myanmar pada 29 Maret mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa telah mencapai 1.644 orang, dengan 3.408 orang terluka, dan 139 orang masih dinyatakan hilang.

Wanita Berhasil Diselamatkan Setelah 30 Jam

Dalam operasi penyelamatan pasca-gempa, tim penyelamat berhasil menemukan seorang wanita yang selamat setelah terjebak di bawah reruntuhan selama 30 jam.

Gempa Myanmar: Korban Tewas Lebih dari 1.000 Orang, Gedung 11 Lantai Runtuh

Hingga 29 Maret, jumlah korban tewas akibat gempa Myanmar telah meningkat menjadi 1.002 orang. Di kota terbesar kedua, Mandalay, sebuah gedung 11 lantai runtuh, dengan lantai 4 ke bawah tertimbun sepenuhnya di bawah puing-puing.

Menurut data terbaru yang dirilis oleh media nasional Myanmar, gempa ini juga menyebabkan 2.376 orang terluka, serta banyak orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Ahli Geologi: Gempa Setara dengan 334 Ledakan Bom Atom

Ahli geologi Phoenix menjelaskan bahwa gempa berkekuatan 7.7 di Myanmar melepaskan energi setara dengan 334 bom atom. Ia juga memperingatkan bahwa gempa susulan dapat terus mengguncang wilayah tersebut.

TK Runtuh, 13 Orang Tewas

Di Kyaukse, Mandalay, sebuah bangunan taman kanak-kanak runtuh, menyebabkan sekitar 50 anak-anak di bawah usia 5 tahun dan beberapa guru terperangkap.
Menurut laporan dari Mandalay Free Press, insiden ini telah menewaskan setidaknya 13 orang.
Malaysia Kirim Tim Bantuan dan Penyelamatan

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyampaikan belasungkawa atas banyaknya korban jiwa akibat gempa ini dan menyatakan kesiapan Malaysia untuk memberikan bantuan.

Pada 29 Maret, Malaysia mengirimkan Tim Bantuan dan Penyelamatan Bencana Khusus (SMART) ke wilayah terdampak di Myanmar dan juga sedang mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan ke Thailand.

Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan mengatakan bahwa ASEAN akan memberikan bantuan berdasarkan prioritas yang dibutuhkan Myanmar dan Thailand, melalui ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre).

Puluhan Hotel di Myanmar Runtuh, Pengusaha Tiongkok Selamat Saat Makan

Laporan menunjukkan bahwa beberapa puluh hotel di Myanmar roboh dalam hitungan detik akibat gempa. Namun, seorang pengusaha asal Tiongkok selamat karena sedang makan di luar saat kejadian.

Bangkok: Ditemukan 15 Tanda Kehidupan di Reruntuhan, Upaya Penyelamatan Berlanjut

Di Bangkok, Thailand, tim penyelamat mendeteksi 15 tanda kehidupan di bawah reruntuhan gedung yang roboh. Tim penyelamat berusaha menyelamatkan mereka dalam waktu emas 72 jam setelah bencana terjadi.

Korea Selatan Donasikan 2 Juta Dolar AS untuk Bantuan Bencana

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka akan menyumbangkan 2 juta dolar AS sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan untuk mendukung operasi penyelamatan dan pemulihan di Myanmar.

Pemerintah Militer Myanmar Langka Meminta Bantuan Internasional

Gempa berkekuatan 7.7 terjadi di wilayah padat penduduk, yang berarti jumlah korban tewas bisa meningkat drastis.

Situasi ini begitu parah hingga pemerintah militer Myanmar yang tertutup pun secara langka meminta bantuan internasional.

Pemerintah militer Myanmar pada 29 Maret melaporkan 1.002 korban tewas, 2.376 terluka.

Menurut Survei Geologi AS (USGS), kemungkinan jumlah korban tewas melebihi 100.000 orang mencapai 36%, menunjukkan tingkat kehancuran yang sangat serius.

India Kirim Bantuan, Pesawat C-130 Mendarat di Yangon

Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, menyatakan bahwa India telah mengirimkan pesawat angkut militer C-130 yang membawa paket perlengkapan medis, selimut, paket makanan, dan kebutuhan pokok lainnya. Pesawat ini mendarat di Yangon pada 29 Maret.

“Tim pencarian dan penyelamatan serta tim medis juga ikut dalam penerbangan ini. Kami akan terus memantau situasi dan memberikan bantuan lebih lanjut,” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah militer Myanmar terkenal tertutup dan enggan menerima bantuan asing, bahkan saat terjadi bencana besar. Namun, kali ini, Jenderal Min Aung Hlaing secara langka meminta bantuan internasional, menandakan bahwa gempa ini telah menyebabkan kerusakan dan korban yang sangat parah.

Trump: “Kami Akan Membantu Myanmar”

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa AS akan turut membantu Myanmar dalam menghadapi dampak gempa dahsyat ini.

WHO Siapkan Pasokan Medis untuk Korban Luka

Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris, pada 28 Maret menyatakan bahwa WHO sedang mengkoordinasikan respons darurat dari kantor pusatnya di Jenewa.

“Kami menganggap ini sebagai bencana besar… Jelas ada ancaman sangat serius bagi nyawa dan kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Organisasi kemanusiaan Médecins Sans Frontières (Doctors Without Borders) juga menyerukan agar tim medis bisa segera masuk ke daerah terdampak.

“Begitu pemerintah Myanmar memberikan izin, kami siap mengirim tim medis dan bantuan kemanusiaan dalam skala besar,” kata mereka dalam pernyataan resminya.

Mereka menekankan bahwa beberapa jam dan hari pertama setelah gempa sangat krusial, karena tim medis harus segera memberikan operasi penyelamatan jiwa kepada para korban.

Gempa 7.7 di Myanmar Sebabkan Kerusakan Luas

Pada 28 Maret, gempa berkekuatan 7.7 mengguncang barat laut Sagaing, Myanmar. Menurut laporan pemerintah militer Myanmar, korban tewas telah meningkat menjadi 694 orang, sementara 1.670 orang lainnya mengalami luka-luka.

Menurut laporan US Geological Survey (USGS), setelah gempa utama, setidaknya terjadi 14 gempa susulan.

Laporan BBC menyebutkan bahwa kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay, serta ibu kota komersial Yangon, mengalami pemadaman listrik dan gangguan komunikasi.

CNN melaporkan bahwa gempa susulan terjadi dalam beberapa jam setelah gempa utama, dengan sebagian besar berkekuatan 3 hingga 5 Magnitudo. Yang paling kuat mencapai 6.7 Magnitudo, terjadi hanya 10 menit setelah gempa utama.

Dua gempa susulan lainnya, berkekuatan 4.9 dan 6.7 M, terjadi sekitar 32 km dari Mandalay, kota yang mengalami kerusakan sangat parah akibat gempa.

BBC Burmese melaporkan bahwa Mandalay dan Yangon masih mengalami pemadaman listrik serta gangguan komunikasi.

Seorang warga Mandalay mengatakan kepada BBC, “Tanpa listrik, kami tidak bisa mengisi daya ponsel dan sulit menghubungi keluarga di tempat lain. Tanpa listrik, kami juga tidak bisa mengakses internet.”

Pemadaman listrik ini menjadi tantangan besar bagi tim penyelamat, yang terus bekerja sepanjang malam mencari korban selamat di bawah reruntuhan.

Upaya penyelamatan tidak didukung peralatan memadai, sehingga warga terpaksa mengeluarkan korban dengan tangan kosong

Tim penyelamat terus mencari korban selamat di reruntuhan hari ini (tanggal 29). Ada yang mendengar teriakan minta tolong, namun karena keterbatasan peralatan, mereka hanya bisa menggali dengan tangan kosong.

Seorang reporter BBC sebelumnya mewawancarai seorang penyelamat yang tim penyelamatnya terdiri dari orang-orang biasa yang antusias dari desa-desa dekat wilayah Mandalay di Myanmar.

Tim penyelamat mengatakan kepada BBC bahwa mereka membutuhkan mesin untuk membebaskan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan. “Kami menggali dengan tangan kosong untuk mengeluarkan mayat-mayat dan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan, tetapi itu tidak cukup,” katanya.

Ia menambahkan: “Seseorang berteriak ‘Tolong, tolong’. Saya putus asa.”

Selain itu, gedung 30 lantai yang sedang dibangun di Bangkok, ibu kota Thailand, runtuh hanya dalam hitungan detik saat gempa terjadi. Pihak berwenang telah mengkonfirmasi bahwa 10 orang tewas, tetapi sebanyak 100 pekerja di gedung tersebut masih hilang. Bangunan ini terletak di dekat pasar akhir pekan Chatuchak dan sering menarik banyak wisatawan.

“Kami mengerahkan semua sumber daya dan melakukan yang terbaik (untuk mencari dan menyelamatkan) karena setiap nyawa itu penting… Prioritas kami adalah mengeluarkan mereka semua secepat mungkin,” kata Wali Kota Bangkok Chadchart Sittipunt di lokasi kejadian. (Et/Hui/sun)

0 comments