Dokumen Rahasia Menhan AS: Mencegah Invasi Tiongkok ke Taiwan adalah Prioritas Utama
![]() |
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, saat ini sedang melakukan kunjungan ke kawasan Indo-Pasifik untuk memperkuat aliansi dan memperingatkan Tiongkok. Menurut laporan The Washington Post, Hegseth baru-baru ini menandatangani sebuah dokumen rahasia yang menetapkan pencegahan invasi militer Tiongkok ke Taiwan sebagai prioritas utama bagi AS.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa dokumen rahasia setebal 9 halaman ini berjudul "Panduan Strategis Pertahanan Nasional Sementara" (Interim National Defense Strategic Guidance), yang ditandatangani oleh Hegseth bulan ini. Dokumen ini mencerminkan visi pertahanan pemerintahan Trump, yaitu mempersiapkan diri untuk kemungkinan perang melawan Beijing sekaligus meningkatkan pengaruh strategis AS atas wilayah penting seperti Greenland dan Terusan Panama.
Fokus Utama AS: Mencegah Invasi Tiongkok ke Taiwan
Dokumen ini menegaskan bahwa ancaman invasi Tiongkok ke Taiwan adalah satu-satunya prioritas utama AS, bahkan lebih mendesak dibandingkan ancaman lainnya.
Oleh karena itu, militer AS kini memusatkan kekuatannya di kawasan Indo-Pasifik, termasuk:
- Peningkatan kehadiran pembom strategis
- Penggunaan kapal tak berawak dan kapal selam canggih
- Penguatan pasukan khusus dan pertahanan pangkalan militer di kawasan
Pernyataan Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth: "AS berkomitmen untuk menjaga kekuatan yang kuat, siap digunakan, dan dapat diandalkan di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Selat Taiwan."
Hegseth menegaskan bahwa Tiongkok adalah ancaman utama bagi keamanan nasional AS, dan mencegah invasi ke Taiwan sekaligus melindungi wilayah AS merupakan prioritas pertahanan saat ini.
Tuntutan AS terhadap Taiwan dan Sekutunya
Dokumen tersebut juga menekankan bahwa Taiwan harus meningkatkan anggaran pertahanannya secara signifikan.
Dengan fokus strategi AS yang beralih ke Indo-Pasifik, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Timur harus mengambil tanggung jawab lebih besar dalam menghadapi ancaman dari Rusia, Iran, dan Korea Utara.
Laporan oleh Yi Jing, New Tang Dynasty Television.
0 comments