Peringatan Satu Tahun Serangan Hamas ke Israel, Seruan Damai di Berbagai Tempat
Pada 7 Oktober tahun lalu, Hamas menembakkan lebih dari 9.000 roket dari Gaza ke Israel, dan sekitar 3.000 anggota Hamas yang bersenjata lengkap melintasi perbatasan Gaza, memasuki komunitas-komunitas di Israel dan melakukan pembantaian. Sekitar 1.200 orang tewas, dan 251 orang diculik, termasuk warga dari Amerika Serikat, Thailand, dan beberapa negara lainnya. Setelah melalui mediasi dari berbagai negara, 154 sandera dibebaskan. Israel menyatakan bahwa masih ada 97 orang yang ditahan oleh Hamas, dan diyakini beberapa di antaranya telah meninggal selama penahanan.
Pada hari Senin, ribuan warga Israel mengunjungi komunitas-komunitas yang diserang oleh Hamas dan lokasi festival musik Re'im. Presiden Israel, Isaac Herzog, memimpin upacara peringatan tersebut. Tahun lalu, festival musik tersebut diserang oleh Hamas, yang menewaskan 364 orang di tempat kejadian.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan: "Pada hari ini, di tempat ini dan di banyak tempat lain di negara kami, kami mengenang mereka yang telah meninggal dan para sandera yang tewas. Kami berjanji akan membebaskan sandera lainnya, dan kami juga memperingati para pahlawan yang telah berkorban untuk membela negara kami."
Ratusan orang berkumpul di Central Park, New York, pada hari Minggu, membawa foto sandera yang masih ditahan dan bendera Israel, menuntut Hamas untuk membebaskan sandera. Pada hari Senin, berbagai peringatan juga digelar di Eropa dan Australia, termasuk acara doa dan nyala lilin, yang mengecam serangan teroris Hamas dan bencana yang ditimbulkan di Timur Tengah.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengumumkan bahwa Jerman akan terus mendukung Israel dalam memerangi teroris Hamas. Scholz menyatakan: "Serangan keji Hamas terhadap Israel juga telah membawa begitu banyak kehancuran, penderitaan, dan kematian bagi rakyat Palestina."
Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyatakan bahwa Inggris harus berdiri bersama komunitas Yahudi. Dia menambahkan bahwa 7 Oktober tahun lalu adalah "hari tergelap dalam sejarah Yahudi sejak Holocaust di Perang Dunia II."
Selain itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, serta Kementerian Luar Negeri Jepang juga mengutuk serangan Hamas ke Israel, dan menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan di Gaza.
Pada hari Senin, Hamas kembali meluncurkan roket ke wilayah selatan Israel dan Tel Aviv, menyebabkan dua orang terluka ringan.
0 comments