Seorang Ojol Shanghai, Tiongkok Membanting Polisi Lalin Hingga Jatuh dan Berteriak Marah : Apakah Kamu Memaksa Saya Memberontak !?
Seorang ojol di Shanghai yang ponsel dan kunci motornya dirampas sampai mengamuk dan membanting polisi lalin sambil berteriak: Apakah kamu memaksa saya memberontak!? (video screenshot) |
NTD
___________
Tekanan dalam mencari nafkah semakin berat dirasakan di kalangan kelas bawah Tiongkok akibat lesunya perekonomian. Namun mereka masih harus menghadapi tekanan dari pihak berwenang Tiongkok. Menurut berita yang beredar di sosmed, seorang pria yang bekerja sebagai ojol di Shanghai sampai membanting polisi lalu lintas sambil berteriak geram: “Apakah kamu memaksa saya memberontak!?” Netizen yang bersimpati mengatakan bahwa itu adalah suara auman dari keputusasaan para ojol.
Sebuah rekaman video yang diposting online pada 21 Juli menunjukkan, bahwa dua polisi lalu lintas menghentikan seorang ojol di sebuah jalanan Shanghai. Salah satu polisi lalu lintas pertama-tama merampas ponsel ojol tersebut, lalu ojek online bertanya: “Mengapa Anda merampas ponsel saya ?” Polisi itu dengan lantang balik bertanya: “Siapa yang menyuruh Anda mengambil gambar ?!”
Setelah ponsel berhasil direbut kembali oleh ojol dan ingin meninggalkan tempat, tiba-tiba polisi tersebut berlari menuju motor listrik ojol dan mencabut kuncinya, seolah ingin menyita kendaraan listrik tersebut.
Si ojol akhirnya pecah kemarahannya lalu menjepit leher dan membanting polisi hingga terjatuh ke tanah sambil terus berteriak dengan marah : “Kamu memaksa saya memberontak ?! … Apakah kamu memaksa saya, memaksa saya memberontak ?!”
Beberapa netizen berkomentar bahwa dilihat dari seragamnya kedua orang itu adalah petugas banpol yang mungkin melakukan tilang ilegal di jalanan sehingga tidak mendapat tanggapan baik dari ojol yang berbadan agak gemuk itu. Kemudian kedua banpol berusaha mencoba mengulur waktu menunggu polisi lalin resmi menanganinya. Akhirnya si ojol kehilangan kesabaran lantaran dikejar waktu.
Karena ketatnya waktu, si ojol juga harus berpacu dengan waktu untuk mendapatkan orderan. Jika polisi menyita atau menahan motor milik ojol, maka tidak berbeda dengan merampas mata pencaharian mereka. Banyak rekaman video atau gambar yang diposting di sosmed tentang ojol sambil bersujud di depan polisi lalin Tiongkok minta dilapangkan jalan untuk mencari sesuap nasi. Begitu pula perlawanan dengan kekerasan juga tak jarang muncul di sosmed.
Rekaman video ojol yang berteriak: “Apakah kamu memaksa saya memberontak” di atas juga mendapatkan sejumlah komentar simpati dari netizen di platform “X” yang mengecam tindakan polisi, inilah gambaran dari “pejabat yang memaksa warga sipil untuk memberontak”.
Netizen berkomentar: “Polisi menyalahgunakan kekuasaan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, sehingga masyarakat kehilangan toleransi. Mereka memaksa masyarakat untuk memberontak!” “Di mana ada penindasan, di situ pasti ada pemberontakan” “Jangan ke sana (Tiongkok), itu adalah neraka”.
Komentar yang lain berbunyi: “Orang-orang kelas bawah menindas orang bawah…”
Ketika perekonomian Tiongkok terus menurun, masyarakat kelas bawah semakin sulit bertahan hidup, sehingga insiden bundir pun kerap terjadi, dan tingkat konflik antara warga sipil dengan petugas pemerintah pun terus meningkat. (ET/sin/sun)
Karena ketatnya waktu, si ojol juga harus berpacu dengan waktu untuk mendapatkan orderan. Jika polisi menyita atau menahan motor milik ojol, maka tidak berbeda dengan merampas mata pencaharian mereka. Banyak rekaman video atau gambar yang diposting di sosmed tentang ojol sambil bersujud di depan polisi lalin Tiongkok minta dilapangkan jalan untuk mencari sesuap nasi. Begitu pula perlawanan dengan kekerasan juga tak jarang muncul di sosmed.
Rekaman video ojol yang berteriak: “Apakah kamu memaksa saya memberontak” di atas juga mendapatkan sejumlah komentar simpati dari netizen di platform “X” yang mengecam tindakan polisi, inilah gambaran dari “pejabat yang memaksa warga sipil untuk memberontak”.
Netizen berkomentar: “Polisi menyalahgunakan kekuasaan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, sehingga masyarakat kehilangan toleransi. Mereka memaksa masyarakat untuk memberontak!” “Di mana ada penindasan, di situ pasti ada pemberontakan” “Jangan ke sana (Tiongkok), itu adalah neraka”.
Komentar yang lain berbunyi: “Orang-orang kelas bawah menindas orang bawah…”
Ketika perekonomian Tiongkok terus menurun, masyarakat kelas bawah semakin sulit bertahan hidup, sehingga insiden bundir pun kerap terjadi, dan tingkat konflik antara warga sipil dengan petugas pemerintah pun terus meningkat. (ET/sin/sun)
0 comments