Penganiayaan Selama 25 Tahun adalah Terlalu Lama

Para praktisi Falun Gong berkumpul untuk menyalakan lilin dalam rangka memperingati kematian rekan-rekan praktisi mereka yang dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok di Tiongkok, di National Mall di Washington pada 11 Juli 2024. (Madalina Vasiliu / The Epoch Times)

Tiongkok adalah satu-satunya negara di dunia di mana negaranya, Partai Komunis Tiongkok, mengawasi perdagangan komersial gelap organ manusia


John A. Deller
______________

Jika penganiayaan terhadap lebih dari 70 juta praktisi Falun Gong di Tiongkok telah diungkap dan ditentang oleh negara-negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia segera setelah penganiayaan dimulai, dapatkah penganiayaan ini berlanjut selama 25 tahun?

Pada 20 Juli 1999, hanya 10 tahun setelah pembantaian Lapangan Tiananmen, Partai Komunis Tiongkok kembali menyerang. Kali ini bukan hanya para mahasiswa, tetapi seluruh penduduk Tiongkok yang menjadi sasaran.

“Kejahatan” mereka? Ditujukan kepada kebudayaan tradisional Tiongkok yang berharga—di Tiongkok—dan praktik disiplin meditasi Falun Gong, juga disebut Falun Dafa.

Berakar pada tradisi Buddha, latihan spiritual Tiongkok itu berpusat pada prinsip Sejati, Baik, dan Sabar.

Perdagangan Hak Asasi Manusia

Pada akhir tahun 1999, dunia bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di Tiongkok. Apa itu Falun Gong?

Partai Komunis Tiongkok telah belajar dari pembantaian pada 1989 bagaimana cara menyembunyikan serangan-serangannya terhadap warga Tiongkok dengan lebih baik, menegakkan kepatuhan, dan menjelek-jelekkan sebuah kelompok yang ingin mereka musnahkan.

Pada September 1999, pemimpin Partai Komunis Tiongkok saat itu Jiang Zemin mengunjungi Australia kemudian Selandia Baru untuk pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik, dan secara pribadi ia memberikan propaganda anti-Falun Gong kepada para pejabat yang ditemuinya.

Jiang Zemin melobi Presiden Amerika Serikat saat itu Bill Clinton untuk mendukung masuknya Tiongkok ke dalam Organisasi Perdagangan Dunia. Pada tahun 2001, Tiongkok bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia. Maka dimulailah keterikatan hak asasi manusia dengan perdagangan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Selama 25 tahun terakhir, jutaan praktisi Falun Gong di Tiongkok menderita penahanan sewenang-wenang, pemenjaraan, penyiksaan fisik, penyiksaan mental, penyiksaan seksual dan penyiksaan jiwa, dan ribuan orang terbunuh.

Tak terhitung banyaknya orang yang dibunuh demi memasok industri transplantasi organ yang didukung negara Tiongkok, dan negara Tiongkok mengalami peningkatan besar dalam jumlah transplantasi organ di tengah meningkatnya penganiayaan tersebut.

Tiongkok tetap menjadi satu-satunya negara di dunia di mana pihak-pihak berwenang, Partai Komunis Tiongkok, mengawasi perdagangan gelap organ-organ manusia.

Menganiaya hingga Mengendalikan

Kebencian Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong berasal dari ketakutan Partai Komunis Tiongkok bahwa kendali penuh Partai Komunis Tiongkok terhadap warganegaranya akan hilang ketika orang-orang Tiongkok terhubung kembali dengan akar-akar spiritual tradisional Tiongkok—sesuatu yang Partai Komunis Tiongkok telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk berupaya menghancurkannya.

Prinsip Sejati, Baik, dan Sabar yang diajarkan oleh Falun Gong telah membantu orang-orang Tiongkok untuk, sekali lagi, memahami dan menghargai aspek spiritual kehidupan—sebuah keyakinan yang melampaui kerangka materialisme Marxis yang dipromosikan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Terlepas dari penganiayaan tersebut, para praktisi di Tiongkok terus-menerus secara damai membela hak mereka untuk menjalankan keyakinan mereka. Dengan risiko besar bagi diri mereka sendiri, mereka telah membantu puluhan juta orang Tiongkok memahami kebaikan Falun Gong, dan menyadarkan sifat jahat Partai Komunis Tiongkok.

Undang-Undang Perlindungan Falun Gong Amerika Serikat

Pada 25 Juni 2024, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat mengesahkan H.R. 4132, “Undang-Undang Perlindungan Falun Gong.”

Rencana Undang-Undang yang bersejarah ini adalah undang-undang federal Amerika Serikat pertama yang diusulkan untuk secara khusus memerangi pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia yang telah berlangsung selama puluhan tahun yang dialami oleh puluhan juta praktisi Falun Gong, khususnya kejahatan keji berupa pengambilan organ secara paksa.

Australia belum memiliki sebuah rancangan undang-undang untuk usulan undang-undang seperti undang-undang Amerika Serikat, namun saat ini Australia sudah memiliki usulan anggota swasta yang diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat, dan minat terhadap usulan Senat untuk menegaskan dukungan bagi diakhirinya penganiayaan terhadap Falun Gong.

Mosi-mosi Senat, atau mosi-mosi anggota DPR swasta, tidak mengungkapkan atau menentukan kebijakan luar negeri Australia. Namun mosi-mosi tersebut dapat mengungkapkan rasa kewajiban moral dan kemanusiaan para anggota DPR atas nama rakyat yang memilihnya.

Berbicara mewakili para praktisi Falun Gong membantu memecah keheningan seputar kampanye penganiayaan yang tidak manusiawi ini dan mengungkap kekejaman-kekejaman hak asasi manusia yang terus berlanjut.

Hal ini juga baik bagi Australia dan negara-negara demokratis lainnya untuk bebas dari paksaan dan ketergantungan terhadap rezim komunis Tiongkok.

Tetap diam di depan umum terhadap penganiayaan terhadap Falun Gong berarti membebaskan Partai Komunis Tiongkok dari hukuman. Jika seorang penjahat merasa bahwa imbalannya melebihi hukuman atas suatu kejahatan, di manakah insentif untuk berhenti melakukan pelanggaran?

Partai Komunis Tiongkok tidak akan tergoyahkan untuk memperlakukan manusia bukan sebagai makhluk suci namun sebagai objek yang dapat digunakan atau disalahgunakan demi kepentingan Partai Komunis Tiongkok—sampai kejahatannya terungkap kepada rakyat Tiongkok dan dunia.

Penganiayaan terhadap Falun Gong harus diakhiri. Hari itu akan segera tiba, ketika Partai Komunis Tiongkok menghadapi konsekuensi dari tindakan-tindakannya sendiri. (ET/Vv/sun)

John A. Deller, Himpunan Falun Dafa Australia

0 comments