Bayi 5 Bulan di Henan, Tiongkok Meninggal Karena Vaksin Pneumonia, Pejabat Lepas Tanggung Jawab


Tang Ying, Xiong Bin dan Zhong Yuan
____________________________________


Kecelakaan medis di Tiongkok yang diakibatkan oleh vaksin buatan dalam negeri terus bermunculan. Baru-baru ini, seorang bayi berusia 5 bulan di Kota Kaifeng, Provinsi Henan mengalami demam terus-menerus setelah menerima vaksinasi pneumonia dan meninggal dunia 4 hari kemudian. Pihak berwenang setempat melepas tanggung jawab, sehingga orang tua bayi tidak tahu kemana harus mengadu.

Wang Jiajia, ibu dari korban vaksin di Provinsi Henan, mengatakan kepada NTDTV bahwa putranya, yang baru berusia 5 bulan lebih, meninggal setelah timbul efek samping / reaksi tidak normal dari vaksin pneumonia buatan dalam negeri Tiongkok.

Wang Jiajia mengatakan: “Putra saya yang berusia lebih dari 5 bulan mendapat suntikan vaksin pada 1 Juli tahun ini, dan meninggal pada 5 Juli.”

Menurut penuturan Wang Jiajia, ia pada 1 Juli, membawa putranya ke klinik rawat jalan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tongxu County, Kota Kaifeng untuk mendapatkan vaksinasi PCV13 (Pneumococcal Conjugate Vaccine) dengan membayae RMB.480,-. Perusahaan yang memproduksi vaksin tersebut adalah “Beijing Minhai Biotechnology Ltd. Co.

Sore harinya, anak tersebut mengalami demam yang sampai berlangsung selama beberapa hari. Dokter rumah sakit setempat yang didatangi mendiagnosis bayi tersebut menderita infeksi saluran pernapasan atas. Karena anak tersebut terus menangis maka dilarikan ke Rumah Sakit Anak Kaifeng untuk mendapat perawatan darurat. Namun pada 5 Juli siang, bayi tersebut menghembuskan nafas terakhir.

Wang Jiajia mengatakan bahwa anak tersebut meninggal setelah divaksinasi pneumonia, namun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Kota Kaifeng mengabaikan tanggung jawabnya dan menyimpulkan bahwa itu adalah “sindrom kebetulan”.

“Bayi saya sangat sehat. Begitu vaksin diberikan, dia mengalami reaksi tidak normal dan demam, yang kemudian menimbulkan serangkaian gejala. Itu tidak sesuai dengan apa yang dia (pejabat CDC) katakan. Lalu dia mengatakan bahwa itu adalah ‘sindrom kebetulan’, ” ujar Wang Jiajia.

Setelah kematian putranya, Wang Jiajia pergi ke Komisi Kesehatan Kabupaten Tongxu dan Kota Kaifeng untuk mencari penjelasan, namun ditolak bahkan mendapat ancaman dari pejabat di Komisi Kesehatan.

Wang Jiajia mengatakan: “Pemimpin Komisi Kesehatan selain tidak berbuat sesuatu malahan menekan saya. ‘Telepon saja 110’ katanya. Ini adalah serangkaian ancaman bagi saya. Pemimpin Komisi Kesehatan Kota Kaifeng-lah yang membuat berbagai macam alasan untuk mengganjal upaya saya. Sampai saat ini jenazah putra saya masih berada di rumah duka, sangat kasihan, tetapi mereka menutup mata dan telinga, tidak peduli.”

Selama bertahun-tahun, kecelakaan medis yang disebabkan oleh vaksin produksi dalam negeri Tiongkok sudah sering terjadi, sehingga banyak anak menjadi cacat atau meninggal dunia setelah menerima vaksin tersebut.

Wang Jiajia mengatakan, sepengetahuannya ada seorang bayi berusia 2 bulan lebih di Kota Xuchang yang juga meninggal setelah mendapatkan vaksinasi PCV13 .

Wang Jiajia mengatakan: “Saya merasa di negara ini, anak-anak telah dijadikan kelinci percobaan sekarang, menjadikan anak sebagai objek eksperimen.” (ET/sin/sun)

0 comments