Penyebab Ledakan di Yanjiao, Tiongkok Belum Diketahui, Mengapa Pejabat Membongkar Sisa Bangunan dalam Semalam?
Pada 13 Maret 2024, terjadi ledakan besar di Kota Yanjiao, Provinsi Hebei, Tiongkok. Penyebab ledakan belum diketahui, namun pejabat setempat buru-buru membongkar sisa bangunan dalam semalam, bahkan puing-puingnya pun langsung diangkut keluar dari TKP. Hal mana memicu pertanyaan masyarakat.
LUO TINGTING
Pada Kamis (14 Maret) sekitar pukul 01.00 pagi, Biro Manajemen Darurat Kota Sanhe, Provinsi Hebei mengeluarkan pemberitahuan yang menyatakan, bahwa telah terjadi ledakan sebuah bangunan komersial berlantai 4 di Kota Yanjiao pada 13 Maret pukul 07.54 yang menurut dugaan adalah akibat kebocoran gas. Kejadian menyebabkan 7 orang tewas, 27 orang lainnya terluka.
Hingga saat ini, semua korban luka telah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, 14 orang di antaranya telah dipulangkan. Dan pembersihan terhadap sisa bangunan termasuk puing-puingnya pada dasarnya telah selesai dilakukan. Sedangkan penyebab kecelakaan masih dalam pengusutan.
Karena pemerintah komunis Tiongkok biasa menyembunyikan bencana, sehingga jumlah korban yang sebenarnya mungkin jauh melebihi angka yang dilaporkan secara resmi.
Rekaman video online menunjukkan bahwa setelah ledakan, petugas menutup TKP dan langsung melakukan pembongkaran terhadap sisa bangunan dan mengangkut keluar puing-puingnya pada malam itu juga.
Pada Kamis (14 Maret) sekitar pukul 01.00 pagi, Biro Manajemen Darurat Kota Sanhe, Provinsi Hebei mengeluarkan pemberitahuan yang menyatakan, bahwa telah terjadi ledakan sebuah bangunan komersial berlantai 4 di Kota Yanjiao pada 13 Maret pukul 07.54 yang menurut dugaan adalah akibat kebocoran gas. Kejadian menyebabkan 7 orang tewas, 27 orang lainnya terluka.
Hingga saat ini, semua korban luka telah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, 14 orang di antaranya telah dipulangkan. Dan pembersihan terhadap sisa bangunan termasuk puing-puingnya pada dasarnya telah selesai dilakukan. Sedangkan penyebab kecelakaan masih dalam pengusutan.
Karena pemerintah komunis Tiongkok biasa menyembunyikan bencana, sehingga jumlah korban yang sebenarnya mungkin jauh melebihi angka yang dilaporkan secara resmi.
Rekaman video online menunjukkan bahwa setelah ledakan, petugas menutup TKP dan langsung melakukan pembongkaran terhadap sisa bangunan dan mengangkut keluar puing-puingnya pada malam itu juga.
调查还没结束,就彻底拆除了。
— iPaul🇨🇦🇺🇦 (@iPaulCanada) March 14, 2024
只能说,事故正在编辑中…… pic.twitter.com/texOOX75Oj
Sebuah rekaman video yang diambil oleh reporter media “Modern Express Post” menunjukkan, bahwa setelah 12 jam ledakan terjadi (13 Maret pukul 20:00), sisa bangunan yang terjadi ledakan telah rata dengan tanah, alias habis terbongkar, dan puing-puingnya telah diangkut keluar dari TKP.
Netizen di platform “X” umumnya berkomentar: Pengusutan belum usai, sisa bangunan sudah habis dibongkar. Aneh! Yang bisa kami katakan hanyalah “Penyebab ledakan sedang dikarang…”.
"Mengubur gerbong, membongkar bangunan rumah warga, bagaikan rutinitas.”
“Langsung membersihkan TKP, tidak meninggalkan jejak.”
“Mirip insiden tabrakan KA di Wenzhou, otoritas bergegas menyembunyikan fakta.”
Pada 23 Juli 2011 malam, kecelakaan kereta api berkecepatan tinggi terjadi di Kota Wenzhou, dan pihak berwenang bergegas mengubur gerbong yang mengalami kecelakaan tersebut. (foto Internet) |
“Sama seperti baik insiden tabrakan kereta api berkecepatan tinggi, atau kasus virus komunis Tiongkok (COVID-19), semua bukti harus secara total dimusnahkan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Baru terasa seperti reinkarnasi yang terulang kembali.”
“Melenyapkan bukti itu sudah menjadi rutinitas.” “Menghilangkan jejak.”
Ada netizen yang mempertanyakan bahwa ledakan ini tidak seperti ledakan gas yang diklaim oleh pejabat setempat: “Jejak yang tertinggal di TKP telah dihilangkan maka pengusutan tidak dapat berlanjut. Namun, hanya dengan melihat rekaman video insiden tersebut, beberapa orang profesional mengatakan bahwa itu bukan ledakan gas.”
“Dugaan kuat mengarah pada ledakan dari bahan peledak berkekuatan tinggi – dinamit. Ledakan disebut juga detonasi. Ledakan tersebut ditandai dengan pembakaran yang sangat cepat dan tekanan udara di sekitarnya sehingga menghasilkan gelombang kejut yang meluas dengan kecepatan supersonik. Hal ini disertai dengan gelombang kejut yang sangat besar. suara dan getaran dan sangat merusak. Sementara ledakan dari gas alam, bensin, baterai lithium dan lainnya, mereka hanya dapat mencapai tingkat ‘deflagrasi’. Suara yang dihasilkan selama deflagrasi biasanya merambat pada kecepatan subsonik, tendangannya tidak bergelombang, tidak ada suara besar atau gelombang kejut, sehingga kekuatan merusaknya terbatas.”
Menurut analisis media “Phoenix.com”, kekuatan ledakan di Yanjiao itu setidaknya setara dengan ledakan sekitar 100 kilogram TNT (Trinitrotoluene) yang banyak digunakan pada bidang militer dan industri. Energi ledakan besar yang dilepaskan menyebabkan bangunan tempat tinggal pada dasarnya runtuh, dan struktur rangka yang tersisa juga rusak parah. Hal ini terjadi pada insiden meledaknya sebuah bangunan komersial di Yanjiao.
Banyak rekaman video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa pada saat ledakan terjadi, terlihat sebuah bola api besar membumbung tinggi, gedung tersebut langsung runtuh dan asap memenuhi udara, menghalangi pandangan. Banyak mobil di jalan itu rusak hingga berubah bentuk dalam waktu sekejap, seputar TKP menjadi berantakan.
Seorang penduduk desa di Desa Xiaozhangzhuang, yang terletak di utara TKP kepada reporter “The Economic Observer” mengatakan, bahwa saat ledakan terjadi dirinya bersama istri sedang bersiap untuk sarapan pagi. “Semua kaca, barang-barang keramik di rumah pecah, bahkan lemari pakaian pun roboh.”
Gedung Kebudayaan yang hanya dipisahkan oleh satu jalan raya dengan bangunan yang terjadinya ledakan, kaca-kaca jendela gedung bertingkat lebih dari 30 lantai yang menghadap sisi TKP itu pecah terkena dampak ledakan. Semakin rendah lantai, kerusakannya semakin parah.
Ditemukan di lantai 6 Gedung A Apartemen Gedung Kebudayaan itu, langit-langit di koridor bersama kerangkanya roboh ke lantai. Rumah warga berantakan, banyak pintu, jendela, dekorasi interior, furnitur rusak akibat ledakan.
Nyonya Wu (nama samaran) mengatakan bahwa saat ledakan terjadi, ia sedang berada dalam rumah. Pintu dan jendela rumahnya pecah, bahkan muncul retakan di dinding usai ledakan itu. Dua orang tua yang berusia lanjut (70-an dan 80-an) yang berada dalam rumah ketika itu, nenek sampai gemetar dan ketakutan. Sehingga ia terpaksa bergegas ke rumah obat di seberang untuk membeli obat pertolongan pertama.
Nyonya Wang yang tinggal di gedung yang paling dekat dengan bangunan yang meledak, mengatakan bahwa dirinya sangat terkejut dan takut ketika ledakan terjadi. Kaca jendelanya pecah dan ubin keramiknya rusak.
Akibat kerusakan rumah yang cukup parah, banyak warga yang rumahnya tidak bisa ditinggali jadi bertanya-tanya soal tanggapan pemerintah terhadap kesulitan warga akibat ledakan itu?
Pada akhirnya warga yang tidak bisa pulang terpaksa mengeluarkan biaya sendiri untuk menyewa kamar di tempat penginapan. Beberapa warga yang rumahnya masih bisa dimasuki mengaku membeli lembaran plastik berukuran lebar dan menempelkannya pada bingkai jendela untuk menghalangi hembusan angin yang masuk.
Ledakan juga menyebabkan banyak orang berusia lanjut terluka. Menurut berita utama, di Jing Dong Zhong Mei Hospital, seorang pasien pria berusia 65 tahun menderita banyak luka bakar di wajah dan tubuhnya, pendarahan hebat, hidung dan matanya juga terluka, sampai pihak rumah sakit pun mengeluarkan pemberitahuan kondisi kritis.
Seorang perempuan berusia 70-an tahun lainnya terluka saat berjalan pulang melewati jalan di perempatan tempat gedung yang meledak itu usai mengantarkan cucunya ke sekolah. Dia yang berada relatif dekat dengan lokasi ledakan, mengalami patah tulang tengkorak dan luka besar akibat terkena puing-puing bangunan. Beberapa pecahan kaca dalam luka perlu diambil, kondisi lukanya cukup serius.
Selain itu, insiden ledakan juga mengakibatkan beberapa orang belum diketahui keberadaannya atau hilang kontak. Termasuk wanita pemilik warung ramen, dan bos pemilik waima, sedangkan nyonya pemilik wisma tewas di tempat. (ET/sin/sun)
0 comments