Kematian Akibat Epidemi Melonjak, Persediaan Krematorium Terbatas, dan Kremasi di Beijing Harus Dilakukan Melalui Pintu Belakang


Ketika epidemi terus menyebar di Tiongkok, tidak hanya sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan perawatan medis, namun mereka juga harus melalui pintu belakang untuk mengatur kremasi di rumah duka. Ketika pihak berwenang berusaha semaksimal mungkin untuk memblokir informasi yang sebenarnya, masyarakat menjadi cemas dan panik.

 

Setelah Tahun Baru, jumlah orang yang terinfeksi epidemi ini terus meningkat di seluruh Tiongkok, baik orang dewasa maupun anak-anak, dan rumah sakit kelebihan beban. Di Beijing, rumah sakit selalu penuh sesak.

Selama gelombang epidemi ini, otoritas Partai Komunis Tiongkok pada awalnya secara keliru mengklaim bahwa penyakit tersebut adalah pneumonia atau influenza mikoplasma, namun tidak menyebutkan COVID-19. Banyak orang yang terinfeksi berulang kali, dan karena tidak ada obat khusus di rumah sakit, banyak pasien mengalami paru-paru putih.

Sejak paruh kedua tahun lalu, epidemi ini telah menyebar luas di Tiongkok, namun otoritas Komunis Tiongkok telah mengendalikan media untuk menutupi dan memblokir informasi sebenarnya.

Saat ini, jumlah korban tewas meningkat pesat di seluruh negeri, dan situasi di Beijing sangat serius.

Warga Beijing mengungkapkan bahwa krematorium di Beijing saat ini secara umum sangat tegang, tidak hanya masyarakat harus mengantri untuk kremasi, mereka juga harus melalui pintu belakang.

Karena epidemi ini sangat parah dan pihak berwenang memblokir informasi, masyarakat tidak tahu bagaimana harus merespons dan merasa sangat panik.

Warga Beijing percaya bahwa ketika keadaan menjadi ekstrem, segala sesuatunya akan saling bertentangan, dan PKT akan segera jatuh.

Warga Beijing, Tuan Li: "Komunisme adalah ancaman terbesar bagi umat manusia." "Tahukah Anda apa yang salah dengan Tiongkok? Jika tidak ada sumbunya, maka akan segera berakhir."


0 comments