Whistleblower: Virus Korona Jenis Baru Merupakan Senjata Biologis


NTDTV

Beberapa hari yang lalu, Zeng Zheng, seorang self media menyampaikan sebuah berita besar yang mengejutkan. Shan Chao, seorang peneliti di Institut Virologi Wuhan, secara pribadi mengatakan kepada whistleblower bahwa virus korona jenis baru adalah senjata biologis.

Pada 27 Juni, sebuah berita mengejutkan beredar: Shan Chao, seorang peneliti di Institut Virologi Wuhan secara pribadi mengakui kepada whistleblower, bahwa pada bulan Februari 2019, atasannya memberinya 4 jenis strain virus corona jenis baru dan memintanya untuk menyaring di antara mereka, mana strain yang memiliki daya penularan paling tinggi. Dia juga menyampaikan bahwa virus korona jenis baru adalah senjata biologis.

Zeng Zheng, wanita self media ini kemudian memposting video, yang menceritakan sebagian dari apa yang disampaikan whistleblower kepadanya.

Zeng Zheng mengatakan: “Shan Chao mengatakan bahwa pada bulan Februari 2019, atasannya memberinya 4 jenis strain virus korona jenis baru di Kota Nanjing, dan memintanya untuk menguji keefektifan dari strain virus itu dan menemukan jenis mana yang memiliki daya penularan paling tinggi. Atau seberapa mudahnya untuk menginfeksi spesies lain, termasuk manusia. Shan Chao mengujinya pada tikus transgenik, musang dan monyet yang membawa reseptor ACE2 manusia, dan akhirnya timnya berhasil menyelesaikan pengujian yang diminta pada bulan antara Mei atau Juni 2019.”

Menurut penuturan Zeng Zheng, bahwa sesuai informasi resmi yang diberikan oleh Institut Virologi Wuhan, Shan Chao adalah pemimpin tim penyakit arbovirus dan disiplin vaksin, dan telah bekerja sebagai peneliti di Institut Virologi Wuhan sejak bulan Desember 2019 hingga saat ini.
Halaman resmi website bahkan memperkenalkan bahwa Shan Chao juga seorang dosen doktoral dan dinobatkan sebagai Tokoh Muda Tahun 2020 oleh Institut Virologi Wuhan.

Dari bulan April 2022 hingga sekarang, dia menjabat sebagai Wakil Direktur Laboratorium Penelitian Keamanan Hayati Nasional Wuhan di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, yang juga dikenal sebagai Laboratorium P4 Wuhan.

Zeng Zheng mengatakan: “Shan Chao mengatakan bahwa yang dia dapatkan adalah strain virus yang sudah lengkap, dan dia hanya ditugaskan untuk menemukan strain mana yang paling banyak dapat menginfeksi spesies.

“Shan Chao juga menggunakan kata senjata biologis untuk menggambarkannya. Adapun soal penyebaran virus di pesta olahraga militer dunia yang berlangsung di Wuhan (bulan Mei 2019), itu cuma dugaan Shan Chao. Yang dia tahu hanyalah mengenai pada waktu itu beberapa anggota timnya tiba-tiba menghilang dari pekerjaan rutin mereka.

“Kemudian secara selentingan ada orang yang memberitahunya, bahwa anggota timnya itu pergi ke hotel tempat penginapan para atlit untuk melakukan pemeriksaan sanitasi. Jadi penyebaran virus hanya sebuah dugaan belaka. Namun, karena memeriksa sanitasi tidak memerlukan ahli virologi, sehingga Shan Chao menduga bahwa mereka itu mungkin ke sana untuk menyebarkan virus, tapi dalam hal ini dia tidak memiliki bukti”.

Whistleblower mengungkapkan, pada bulan April 2020 menjelang keberangkatan ke Xinjiang, Shan Chao dari dalam pesawat udara masih sempat mengirim pesan kepada whistleblower yang menyebutkan bahwa dirinya akan pergi ke kamp pendidikan ulang di Xinjiang untuk memeriksa kondisi kesehatan orang-orang di sana. Karena memeriksa kesehatan bukan pekerjaan ahli virologi, jadi whistleblower pun menduga bahwa kepergian Shan Chao ke Xinjiang adalah melakukan sesuatu yang berkaitan dengan virus tersebut.

“Menurut whistleblower, setelah merebaknya epidemi, Shan Chao merasa sangat bersalah ketika dia melihat banyak orang di sekelilingnya menemui ajal. Karena itu pada bulan Maret 2020, dia memberitahukan semua hal yang berkaitan dengan penyaringan virus dan daya penyebarannya kepada whistleblower. Juga membuat kesepakatan dengan whistleblower bahwa sesuatu terjadi pada diri Shan Chao bila whistleblower tidak lagi bisa menghubungi Shan Chao. Dan memberi izin kepada whistleblower untuk mengekspos kejadian ini. Terakhir kali Shan Chao menghubungi whistleblower adalah pada bulan April 2020. Menurut penuturan Shan Chao sendiri, saat itu dia sudah berada dalam pesawat yang menuju Xinjiang. Namun sejak itu, Shan Chao tidak pernah lagi menghubungi orang yang menyampaikan berita. Dia menduga sesuatu telah terjadi pada diri Shan Chao. Maka dia menghubungi saya pada bulan Agustus 2021,” kata Zeng Zheng.

Setelah membaca teks lengkap dari wawancara tersebut, Heng He, seorang pakar masalah Tiongkok percaya bahwa meskipun dirinya tidak memiliki bukti langsung, tetapi secara logis kejadian ini konsisten dengan informasi publik yang beredar. Dan dapat menjelaskan sebagian besar misteri yang belum terungkap. Jadi setiap orang boleh saja membuat penilaian sendiri. (sun)



0 comments