Direktur WHO Sebut COVID di Tiongkok Sudah Melonjak Sejak Awal, Bukan Dikarenakan Pencabutan Kebijakan "Zero-COVID" yang Ketat

Staf medis mengenakan alat pelindung diri saat mendorong pasien dengan tandu di luar klinik demam di Beijing, 9 Desember 2022. (Kevin Frayer/Getty Images)


Direktur darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan pada Rabu (14/12) menyatakan bahwa jumlah infeksi di Tiongkok telah melonjak sebelum Partai Komunis Tiongkok (PKT) memutuskan untuk meninggalkan kebijakan Zero-COVID. Ia juga menepis anggapan bahwa "meninggalkan kebijakan Zero-COVID-19 mengakibatkan terjadinya ledakan kasus.

CHEN BEICHEN

Direktur Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan pada konferensi pers membantah bahwa pelonggaran pembatasan “kebijakan nol kasus” adalah alasan utama lonjakan infeksi di Tiongkok. Dia mengatakan virus Covid-19 telah menyebar “secara intensif” di seluruh Tiongkok jauh sebelum Tiongkok mencabut pembatasan.

Pada 27 November, Tiongkok telah melaporkan peningkatan rawat inap di rumah sakit selama empat minggu berturut-turut.

“Mengingat penyebaran penyakit yang intens, saya tidak percaya tindakan pengendalian saja akan menghentikan wabah. Saya yakin Tiongkok telah menyadari bahwa strategi ini bukan lagi pilihan terbaik,” ujar Riyan.

Setelah merebaknya gerakan kertas Putih, Beijing tiba-tiba mengubah tindakan dengan melonggarkan beberapa kebijakan "zero-COVID". Tanpa diduga, rumah sakit di banyak tempat di Tiongkok penuh sesak, sistem medis ambruk. Lebih banyak orang yang mengalami demam sedang menunggu dokter daripada tes PCR. Di Beijing, orang tua mengantri di luar klinik di tengah malam pada suhu minus 6 derajat untuk mendapatkan perawatan medis. Sehingga menimbulkan kekhawatiran.

Sebagai tanggapan, Ryan mengatakan bahwa Tiongkok dan beberapa negara perlu meningkatkan vaksinasi. Dia yakin Beijing perlu mengonfirmasi apakah “vaksin dan dosis yang tepat tersedia di Tiongkok dan kapan orang-orang ini terakhir divaksinasi”.

Kepala Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan PBB memberikan saran teknis kepada Tiongkok.

China Meheco Group Co Ltd mengatakan pada 14 Desember bahwa mereka akan mengimpor dan mendistribusikan Paxlovid, obat antivirus baru yang dikembangkan oleh Pfizer.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dia “berharap” COVID-19 tidak lagi dianggap sebagai darurat global pada tahun depan. (ET/hui/sun)


0 comments