Viral: Slogan Anti-PKT Muncul di Beijing Jelang Kongres Nasional ke-20
Slogan anti-Partai Komunis Tiongkok muncul di Jembatan Flyover Sitong yang berada di Distrik Haidian, Beijing pada 13 Oktober, 3 hari jelang Kongres Nasional ke-20. (Twitter) |
NTD
Tiga hari menjelang Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke 20 diselenggarakan sedikitnya 2 spanduk panjang sebagai unjuk rasa politik muncul di Jembatan Flyover Sitong yang berada di Distrik Haidian, Beijing. Di atas jembatan itu asap hitam tebal mengepul, dan terdapat pula speaker yang menyuarakan konten spanduk. Kejadian ini menarik perhatian setiap orang yang lewat. Pada hari itu, foto dan video dari adegan itu menjadi viral di Internet.
Sebuah spanduk unjuk rasa politik itu berbunyi: “Tolak Asam Nukleat, Kita Mau Makan. Tolak Blokade, Kita Ingin Kebebasan. Stop Berbohong, Kita Ingin Martabat. Tolak Revolusi Kebudayaan, Kita Ingin Reformasi. Tidak ingin pemimpin, ingin pemilu. Tidak ingin jadi budak tetapi warga negara.” Dan spanduk lainnya berbunyi: “Mogok Sekolah, Mogok Kerja, Singkirkan Diktator dan Pengkhianat Xi Jinping.”
Terlihat pula dari foto maupun rekaman video asap tebal mengepul dari atas jembatan, dan banyak pejalan kaki berkumpul di bawah jembatan untuk menonton. Video menunjukkan bahwa sebuah kendaraan pemadam kebakaran dan mobil polisi berhenti di atas jembatan untuk menyemprot benda-benda yang terbakar dengan bubuk putih. Banyak petugas pemadam kebakaran dan polisi berpakaian hitam berjalan mondar-mandir di tempat kejadian. Beberapa orang sedang mengambil gambar. Seorang pria dibawa ke mobil polisi.
Slogan anti-Partai Komunis Tiongkok muncul di Jembatan Flyover Sitong yang berada di Distrik Haidian, Beijing pada 13 Oktober, 3 hari jelang Kongres Nasional ke-20. (Twitter) |
Slogan anti-Partai Komunis Tiongkok muncul di Jembatan Flyover Sitong yang berada di Distrik Haidian, Beijing pada 13 Oktober, 3 hari jelang Kongres Nasional ke-20. (Twitter) |
Seorang pria yang diduga pemasang spanduk sedang digiring polisi. (Twitter) |
Lokasi kejadian terletak di sebelah Renmin University of China dan Beijing Friendship Hotel. Ini adalah jalan lalu lintas utama di Beijing ke Zhongguancun, sebuah pemukiman di industri teknologi, serta banyak universitas dan perguruan tinggi di sekitarnya.
Insiden tersebut memicu diskusi panas di antara netizen Twitter yang antaranya ada yang menulis : “Jika semua orang melihat slogan itu, akan sangat bagus jika mereka semua tergerak untuk turun ke jalan-jalan bersama, berunjuk rasa”.
Saat ini, semua foto dan rekaman video telah diblokir pihak berwenang setelah beberapa netizen memposting ulang foto melalui WeChat, mereka segera diskors oleh administrator jaringan PKT selama 24 jam. Namun, berita ini telah beredar di media sosial luar negeri.
Beberapa netizen mengatakan, “Saat ini, gambar-gambar ini tidak lagi dapat dikirim di WeChat. Bahkan jika dikirim ke individu, mereka tidak dapat diterima.” “Weibo hari ini, kata ‘prajurit’ telah menjadi kata yang sensitif.”
Komentar-komentar para netizen antara lain : “Hati orang tidak bisa ditekan”. “Menyampaikan suara rakyat ! Salut !” “Pejuang sejati ! Ada begitu banyak kamera, sehingga risiko tertangkap sangat tinggi”. “Banyak orang tidak berani melakukannya, semoga dia selamat !” ….
Saat ini, sebagian besar negara di dunia tidak lagi mengadopsi model pencegahan dan pengendalian epidemi gaya penguncian yang ketat, bahkan menganjurkan untuk hidup berdampingan dengan virus COVID-19. Namun, PKT masih menganut kebijakan Nol Kasus ketat yang mengharuskan semua orang menjalani tes asam nukleat, karantina, dan lockdown yang menghancurkan ekonomi.
Di bawah tekanan-tekanan baik dari dalam maupun luar Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 akan dilaksanakan pada 16 Oktober. (sin)
0 comments