COVID-19 Belum Usai, Virus Langya Ditemukan di Tiongkok Dapat Menginfeksi Manusia

Sejenis Tikus yang disebut Qianshu di Taiwan, dan juga dikenal sebagai tikus berhidung tajam, tikus pemakan serangga, dan tikus bau di Tiongkok. Hewan ini dianggap sebagai kemungkinan inang virus Langya. (Foto/Pixabay)

NTD

Epidemi COVID-19 belum usai. Jenis baru virus Langya Henipavirus yang dapat menginfeksi manusia ditemukan di Shandong, Henan, dan provinsi lainnya di Tiongkok.

Menurut laporan Central News Agency pada 7 Agustus, jurnal medis internasional The New England Journal of Medicine (NEJM) menerbitkan artikel pada 4 Agustus, bahwa ahli mikrobiologi di Beijing dan Qingdao menemukan patogen baru yang dapat menginfeksi manusia di Shandong dan Henan yakni Virus bernama “virus Langya” (virus Langya, LayV). Artikel itu berjudul “A Zoonotic Henipavirus in Febrile Patients in China.”

Dalam hal ini, Chuang Jen-hsiang, wakil direktur Departemen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan, mengatakan bahwa saat ini berspekulasi bahwa Celurut mungkin merupakan inang alami virus tersebut. Ditemukan 35 kasus ini di Tiongkok, 26 kasus di antaranya terinfeksi virus Langya dan 9 kasus lainnya juga terinfeksi Virus lainnya.

Dari 26 kasus infeksi virus Langya yang gejala utamanya demam, lemas, dan batuk. Hingga saat ini belum ada korban meninggal dunia.

Menurut Chuang Jen-hsiang, virus Langya milik keluarga Paramyxoviridae. Di antara hewan yang dibesarkan di penangkaran, tingkat seropositif anjing dan kambing masing-masing adalah 5% dan 2%. Selain itu, 25 jenis hewan telah diuji, di antaranya celurut ditemukan di Taiwan, yang memiliki tingkat seropositif tertinggi, sekitar 27%. dispekulasikan bahwa itu mungkin inang alami virus ini.

Tidak ada kasus penularan dari manusia ke manusia dari virus yang ditemukan itu. Akan tetapi Huang Limin, seorang dokter Taiwan mengatakan bahwa virus itu adalah tanda peringatan Jika pekerjaan pencegahan tidak dilakukan dengan baik pada tahap awal, setelah penyakit berkembang dari penularan manusia ke manusia, maka akan seperti epidemi Corona yakni menyebar dalam skala besar di seluruh dunia.

Sānlì Xīnwén mengutip analisis Huang Limin yang mengatakan bahwa tidak jarang virus hewan menular ke manusia, tetapi virus yang berasal dari hewan seperti virus Langya adalah asam ribonukleat (virus RNA), yang merupakan virus beruntai tunggal dengan replikasi cepat dan mudah bermutasi. Jika inang utama virus RNA adalah mamalia, maka akan lebih mungkin bermutasi daripada inangnya adalah burung. Bahkan, lebih mungkin menyebar dari orang ke orang.

Hewan ini memiliki nama ilmiah “Sorex araneus Linnaeus”. Ia juga dikenal sebagai tikus paruh runcing, tikus pemakan serangga, dan tikus bau di Tiongkok. Menyebar di barat laut Tiongkok, timur laut Tiongkok, bagian tengah dan bawah dari Sungai Yangtze dan tempat-tempat lain. Hidup dengan memakan cacing tanah, serangga. Ia mirip seperti tikus, tetapi sebenarnya keduanya tidak ada hubungannya satu sama lain. (ET/hui/sun)

0 comments