Banyak Netizen Tiongkok Justru Bersuka Ria di Saat Dunia Berbelasungkawa atas Terbunuhnya Shinzo Abe

Pada 8 Juli 2022, warga Jepang secara spontan berduka atas pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. (Yuichi Yamazaki/Getty Images)

RUI LI

Di saat dunia berbelasungkawa atas terbunuhnya mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, sejumlah netizen di daratan Tiongkok justru mengeluarkan ucapan menyakitkan hati yang menyimpang dari sifat manusia.

Hari Jumat 8 Juli siang, Presiden AS Joe Biden menandatangani “buku belasungkawa” untuk mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di depan kedutaan besar Jepang di Washington, DC, dan memerintahkan publik untuk memasang bendera AS setengah tiang selama 3 hari hingga 10 Juli.

“Saya mencoba menelepon perdana menteri saat ini, tetapi sudah terlampau malam. Saya berhenti sejenak dalam perjalanan menuju kantor CIA untuk menandatangani ‘buku belasungkawa’ di gedung Kedutaan Besar Jepang. Jepang adalah sekutu yang sangat, sangat stabil”, ujar Biden.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen juga segera memposting ucapan belasungkawa yang menyebut bahwa Shinzo Abe adalah “teman Taiwan yang paling setia”.

“Mantan Perdana Menteri Abe telah lama berkomitmen untuk memperdalam hubungan persahabatan Taiwan – Jepang, dan kami semua mengutuk keras tindakan kekerasan”, kata Presiden Tsai.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen semuanya mentweet ucapan belasungkawa mereka atas meninggalnya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Dewan Keamanan PBB juga mengheningkan cipta selama satu menit untuk Abe sebelum pertemuan dimulai.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian juga menyampaikan belasungkawa, tetapi Xi Jinping tidak berbicara secara langsung.

Namun, dalam suasana nasionalis ekstrem yang diciptakan oleh Partai Komunis Tiongkok, banyak netizen di daratan Tiongkok justru bersuka ria dan membuat berbagai ucapan yang bersifat perayaan.

Di kolom komentar laporan terkait berita yang disiarkan CCTV, pesan yang mendapat like terbanyak adalah kalimat “Makam dalam kondisi baik”. Hanya dalam hitungan menit, sudah ada sebanyak 130.000 likes.

Bahkan ada toko yang memasang baliho di depan toko untuk melakukan promosi besar-besaran. (Toko Sepeda/Teh Susu) Setelah foto-foto ini diterjemahkan, banyak media asing yang terkejut.

Ketika seorang reporter Reuters meminta komentar Zhao Lijian ihwal netizen dan sebagian warga justru bersuka ria dan memanfaatkan insiden untuk promosi dagang, Zhao Lijian hanya menjawab dengan enteng: “Tidak ada komentar”.

Hingga berita tersebut diturunkan, belum terlihat pihak berwenang memblokir atau membersihkan ucapan-ucapan yang menyimpang dari sifat manusia.

Beberapa netizen Tiongkok memposting ulang di media sosial lagu berjudul “Sayangnya Bukan Kamu”, namun langsung diblokir pihak berwenang mungkin karena takut Xi Jinping tersinggung dengan judul lagunya “Sayangnya Bukan Kamu (yang mati tertembak)”. Bahkan platform berbagi musik “QQ Music” juga segera menghilangkan lagu “Sayangnya Bukan Kamu” yang dinyanyikan penyanyi pop Malaysia Liang Jingru.

Selain itu, Zeng Ying, seorang wartawan Tiongkok yang menjadi koresponden media “The Paper” untuk Jepang meneteskan air mata ketika dia melakukan reportase langsung tentang penembakan Shinzo Abe. Dia juga mendapat kritikan dari netizen daratan Tiongkok dengan kata-kata kasar seperti “tidak layak menjadi orang Tiongkok”. Meskipun Zeng Ying kemudian meminta maaf, dia juga menekankan dalam artikelnya bahwa tidak pantas untuk bersuka ria terhadap tindakan teroris. (ET/sin/sun)


0 comments