Menyingkirkan Diri dari Perdagangan dengan Tiongkok, Australia Kembangkan Bisnis dengan Indonesia

Pada 6 Juni 2022, Perdana Menteri Australia Albanese (kiri) dan Presiden Indonesia Widodo (kanan) mengadakan pembicaraan di Istana Kepresidenan di Bogor. (Pool, Alex Ellinghausen/AAP)

TIAN RUI

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese yang sedang berkunjung ke Indonesia, mengatakan bahwa Australia harus mendiversifikasi perdagangannya. Kemudian mengalihkan kepentingan komersial dan ekonomi yang terlepas dari Tiongkok ke negara-negara seperti Indonesia dan India.

Kerja sama ekonomi menjadi topik penting dalam kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Indonesia. Pada 7 Juni, Albanese menegaskan kembali pada konferensi pers bahwa Tiongkok harus mencabut sanksi tidak adil yang dikenakan terhadap ekspor Australia.

Ia mengatakan aktivitas perdagangan yang baik harus menguntungkan negara pengekspor dan pengimpor, dan diversifikasi perdagangan akan terus dilakukan, yang penting karena ada tahap di mana perdagangan dengan Tiongkok mencapai lebih dari 45 persen dan Australia perlu membuat peluang perdagangan untuk diversifikasi, dan Indonesia jelas akan memainkan peran yang sangat penting.

Meski berpenduduk 270 juta jiwa, namun demikian Indonesia hanya menempati urutan 13 mitra dagang Australia. Pada 2020, ekspor Australia ke Tiongkok mencapai 160 miliar dolar Australia, sedangkan ekspor ke Indonesia hanya 7 miliar dolar Australia.

Albanese mengatakan Indonesia akan berkembang menjadi salah satu dari lima ekonomi teratas di dunia dalam beberapa tahun ke depan. Ini merupakan peluang besar bagi Australia.

Baik pemerintahan Morrison sebelumnya dan pemerintahan Albanese yang baru, telah bekerja untuk mendiversifikasi perdagangan dari ketergantungan kepada pasar Tiongkok.

Di bawah paksaan ekonomi yang diterapkan oleh Tiongkok, ekspor Australia senilai A$20 miliar ke Tiongkok, termasuk batu bara, anggur, dan lobster dibatasi oleh berbagai tindakan seperti tarif dan larangan.

Tiongkok menghentikan dialog tingkat menteri antara Australia dan Tiongkok pada 2020, dan kemudian memasukkan media Australia dalam daftar 14 keluhan yang dimiliki Tiongkok dengan Australia, dan berharap pemerintah Australia akan berkompromi.

Setelah Albanese memenangkan pemilihan umum tahun ini, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang berinisiatif mengirim pesan ucapan selamat. Ia juga menyatakan kesediaannya untuk mempromosikan pengembangan “kemitraan strategis” antara kedua negara.

Albanese mengatakan Tiongkok harus mencabut sanksi perdagangan terhadap Australia jika dialog antara kedua negara ingin dilanjutkan. Dia juga menekankan bahwa Australia tidak akan membuat konsesi apa pun terhadap 14 poin yang diajukan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Namun demikian, Xiao Qian, duta besar Tiongkok untuk Australia, mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan The Australian Financial Review bahwa “hubungan politik” antara kedua negara harus ditingkatkan sebelum dimungkinkan untuk mencabut sanksi perdagangan.

Albanese kemudian membuka kunjungannya ke Indonesia, didampingi oleh delegasi tingkat tinggi dari banyak pemimpin bisnis dan eksekutif top Australia.

Salah satu rombongan adalah Presiden Commonwealth Bank (CBA), bank terbesar Australia, Matt Comyn. Ia mengatakan pada jamuan bisnis di Indonesia bahwa CBA telah berada di pasar Indonesia selama 25 tahun, dan bank mendukung perusahaan Australia untuk membangun lebih dekat hubungan ekonomi dengan Indonesia.

Menurut dia, Indonesia adalah pasar yang sangat besar dengan populasi yang besar dan tren perkembangan yang baik. Untuk perusahaan Australia, hal demikian sangat jelas merupakan pasar yang harus dipertimbangkan. (ET/hui/sun)


0 comments