|
Pada 12 Mei 2022, seorang pejalan kaki dengan santainya menyeberangi jalan di kawasan pusat bisnis Beijing yang sebelumnya sibuk dan ramai lalu lalang kendaraan. (Kevin Frayer/Getty Images)
|
XU JIAN
Istilah jangan menggunakan istilah ‘lockdown’ kecuali ‘dirumahkan’, itu (penutupan) bukan untuk ‘mengurung’, tetapi memberi kesempatan kepada masyarakat untuk ‘menyepi’. Menurut laporan media asing, warga Kota Beijing akan menjadi semakin tidak dapat melihat bagaimana situasi yang mereka hadapi, apakah berbeda dengan Kota Shanghai?
Pada 12 Mei 2022, desas-desus yang cukup santer menyebutkan bahwa Beijing akan dilakukan penutupan. Akibatnya, warga sipil berbondong-bondong pergi ke supermarket untuk memborong makanan, sayuran dan bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya.
Situasi pembelian panik oleh masyarakat mendorong pihak berwenang Beijing untuk segera membantah desas-desus dengan berulang kali mengklaim : Penutupan kota Beijing dan meminta warga untuk menyepi di rumah hanyalah desas-dasus. Oleh karena itu warga masyarakat dihimbau untuk tidak panik dalam melakukan pembelian, dan menimbun makanan dan sayuran itu jelas tidak perlu!
Meskipun pejabat Tiongkok terus membantah rumor yang beredar mengenai Beijing akan di-lockdown ketat ala Shanghai, mengklaim bahwa kegiatan di Kota Beijing masih berlangsung sebagaimana biasanya, namun, banyak jalan dalam kota yang dulunya sibuk dan ramai sekarang nyaris kosong melompong.
Di Kota Shanghai, di mana jutaan penduduk telah dikurung di dalam rumah mereka selama berminggu-minggu, sementara sebagian besar penduduk Beijing masih secara teknis diizinkan untuk keluar, tetapi nyaris tidak ada tempat yang bisa didatangi. Karena sekolah, pusat kebugaran dan tempat-tempat wisata semua ditutup, dan restoran tidak boleh menerima tamu yang datang makan, selain itu ada beberapa distrik yang benar-benar tertutup untuk keluar masuk.
Selain itu, banyak warga sipil Beijing yang takut keluar rumah, karena takut kalau-kalu tanpa sepengetahuan mereka “terlibat” (digolongkan sebagai orang yang “berkontak dekat” dengan pribadi yang dikonfirmasi terinfeksi COVID-19), maka mereka akan dipaksa menjalankan karantina rumah.
Berikut ini adalah foto-foto jebretan reporter media asing yang menggambarkan situasi Kota Beijing, dimana banyak dari jalan-jalan yang dulu ramai sekarang sepi.
|
Pada 12 Mei 2022, demi kepentingan mencegah penyebaran epidemi, pagar hijau didirikan untuk menutup kedua sisi jalan utama di Kota Beijing. (Boel Celis/AFP)
|
|
Pada 12 Mei 2022, seorang pria sedang duduk di bawah pagar daerah perumahan di Beijing. (Noel Celis/AFP) |
|
Pada 12 Mei 2022, seorang wanita sedang berdiri di atas trotoar di sebuah jalan di Beijing yang sebelumnya ramai lalu lalang kendaraan. (Kevin Frayer/Getty Images) |
|
Pada 12 Mei 2022, seorang pria dengan membawa kurungan berisi burung sedang berjalan di atas trotoar di kawasan wisata yang sebelumnya ramai. (Kevin Frayer/Getty Images) |
|
Pada 12 Mei 2022, seorang wanita yang masih berpakaian tidur melintasi cebra cross jalan di pusat bisnis (CBD) Beijing yang biasanya penuh dengan pejalan kaki yang merupakan para pekerja kerah putih. (Kein Frayer/Getty Images) |
|
Pada 12 Mei 2022, seorang pria berpakaian APD yang mengantuk sedang duduk bersandar di pagar sebuah distrik di Beijing yang ditutup karena epidemi. (Noel Celis/Getty Images) |
|
Pada 12 Mei 2022, seorang pengendara motor mini sedang dengan santainya melintasi jalan di pusat bisnis di Beijing yang sebelumnya ramai dan padat kendaraan. (Kevin Frayer/Getty Images) |
|
Pada 12 Mei 2022, warga sipil Beijing yang ingin memborong kebutuhan pokok sedang berbaris untuk antri masuk ke sebuah supermarket. (Kevin Frayer/Getty Images)
|
0 comments