Aturan Lockdown Tiongkok Mengganggu Rantai Pasokan Global Hingga Mendorong Inflasi AS

Sejumlah personel anti-epidemi berjaga di kawasan pemukiman yang dikunci akibat pandemi virus corona (COVID-19) di Distrik Jing'an, Shanghai, Tiongkok, 6 April 2022. (HECTOR RETAMAL/AFP via Getty Images)

JIN SHI dan LUO YA

Masih ada waktu sebulan tersisa di paruh pertama tahun ini, tetapi banyak tempat di daratan Tiongkok masih terkunci. Para ahli menganalisa bahwa lockdown Tiongkok telah mengganggu rantai pasokan global, menambah inflasi yang sudah tinggi di Amerika Serikat.

Menurut CNN, Shanghai, sebagai pelabuhan peti kemas terbesar di dunia, saat ini hanya beroperasi dengan setengah kapasitas. Orang dalam di bidang ini mengatakan saat ini membutuhkan waktu 74 hari lebih lama dari sebelumnya untuk mengirim dari Tiongkok ke Amerika Serikat.

Xie Tian, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business di University of South Carolina, mengatakan: “Sekarang ada ratusan kargo dari seluruh dunia yang tertahan di luar pelabuhan Shanghai, mereka tidak dapat dikirim keluar. Selebihnya terhadap seluruh dunia, ini akan menyebabkan masalah stagnasi ekonomi.”

Sekitar 20% barang dan 35% elektronik AS diimpor dari Tiongkok. Masalah rantai pasokan Tiongkok akan mempengaruhi pasokan produk elektronik, pakaian, furniture, dan bahan baku di Amerika Serikat.

Pada tahun lalu, kekurangan semikonduktor telah menyebabkan kekurangan mobil di Amerika Serikat. Harga mobil bekas AS melonjak 35%.

Secara keseluruhan, harga konsumen AS naik 8,5%, terbesar dalam 40 tahun.

Xie Tian menguraikan, Seperti General Motors di Amerika Serikat, yang sekarang memproduksi banyak mobil, diparkir di tempat parkir tersebut hanya menunggu chip baru bisa jalan, jika chip tidak bisa masuk, maka akan timbul masalah serius.

Yan Huixin, wakil kepala eksekutif Pusat WTO dari Institut Penelitian Ekonomi Tiongkok, menunjukkan bahwa penutupan kota-kota Tiongkok telah menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi dan berkurangnya pasokan barang. Sehingga menyebabkan kekacauan dalam rantai pasokan global. Dampak lockdown bisa berlangsung hingga tahun depan.

Yen Huai-shing, deputy executive directors of Taiwan WTO & RTA Center di the Chung-Hua Institution for Economic Research mengatakan, anda tidak dapat berharap bahwa setelah tidak diblokir, seluruh produksi dapat diblokir setiap saat untuk mencapai nol kasus. Lingkungan telah menyebabkan konsumsi konsumen di Amerika Serikat dan bahkan di Tiongkok, hingga perilaku menjadi semakin konservatif. Jika daya konsumsi tidak pulih, bahkan jika Tiongkok mencabut blokade, dampaknya dapat berlangsung hingga tahun depan baru akan membaik.

Inflasi yang tinggi secara historis di Amerika Serikat juga telah menyebar ke tingkat politik. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen baru-baru ini menganjurkan bahwa beberapa tarif yang dikenakan terhadap Tiongkok harus dicabut untuk mengurangi kesulitan rantai pasokan.

Selama pemerintahan Trump, untuk mendesak Tiongkok mengubah praktik perdagangannya yang tidak adil, ia memberlakukan tarif hukuman kepada ratusan miliar dolar barang-barang Tiongkok. Langkah ini akan berakhir pada 6 Juli tahun ini. Apakah akan berlanjut di masa depan, Presiden Biden belum membuat keputusan.

Xie Tian mengatakan langkah ini sebenarnya tergantung terhadap sikap politik pemerintahan Biden dan tingkat pemahaman Komunis Tiongkok. Melanjutkan tarif atau bahkan menaikkan tarif hingga meningkatkan pembatasan ekspor teknologi akan membuat Amerika Serikat tidak dapat terus dirugikan lagi oleh Komunis Tiongkok.”

Para ahli menunjukkan bahwa pemerintah AS sangat terpecah mengenai tarif di Tiongkok, dan langkah-langkah yang sedang dipersiapkannya akan mempengaruhi arah hubungan AS-Tiongkok. (ET/hui/sun)

0 comments