Beijing Diam-Diam Mengirim Senjata Pertahanan Udara ke Serbia, Apa Tujuannya?
Gambar sebuah pesawat angkut militer Tiongkok Yun-20. (Wang Zhao/AFP) |
Serbia, negara sekutu Rusia diam-diam menerima seperangkat senjata pertahanan udara mutakhir buatan militer Tiongkok dalam sebuah operasi rahasia pada akhir pekan ini. Barat khawatir bahwa penumpukan senjata di Serbia selama perang Rusia – Ukraina dapat mengancam perdamaian di wilayah tersebut yang dinilai rapuh. Pada tahun 2020, AS telah memperingatkan Serbia agar tidak membeli sistem pertahanan udara buatan Tiongkok.
Associated Press melaporkan bahwa media dan pakar militer mengatakan pada Minggu 10 April bahwa 6 unit pesawat angkut militer Tiongkok Yun-20 mendarat di bandara sipil di Beograd, Serbia pada hari Sabtu pagi. Laporan menyebutkan bahwa pesawat Yun-20 itu mengangkut senjata rudal darat – udara HQ-22 (Hongqi 22) untuk militer Serbia.
Para ahli percaya pengiriman senjata yang paling sedikit melewati wilayah udara dua negara anggota NATO, yakni Turki dan Bulgaria, merupakan bukti bahwa ambisi global Tiongkok masih terus berkembang.
“Penampilan Y-20 telah menarik perhatian internasional karena mereka terbang beriringan”. Majalah online ‘Warzone’ menulis : Kehadiran Y-20 di udara Eropa dalam jumlah berapa pun masih merupakan perkembangan yang cukup baru”.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada dasarnya mengonfirmasi bahwa pengiriman senjata rudal darat – udara jarak menengah ini merupakan kesepakatan yang dibuat pada tahun 2019. Dia mengatakan pada hari Sabtu bahwa pada Selasa 12 April atau Rabu 13 April, Serbia akan memamerkan “kebanggaan terbaru” dari Militernya.
Dia sebelumnya pernah mengeluh bahwa tetangga Serbia yang menjadi anggota NATO, telah menolak pesawat pengangkut sistem pertahanan udara melewati wilayah udara mereka di tengah ketegangan Rusia – Ukraina.
Pada tahun 2020, pejabat AS memperingatkan Serbia untuk tidak membeli sistem pertahanan udara HQ-22 buatan militer Tiongkok, yang versi ekspornya dikenal sebagai FK-3. Para pejabat AS mengatakan bahwa jika Serbia ingin bergabung dengan NATO atau Uni Eropa, maka Serbia perlu mengikuti standarisasi peralatan militer Barat.
Serbia akan menjadi negara pertama di Eropa yang menggunakan rudal buatan Tiongkok.
Pada tahun 1990 Serbia berperang dengan negara tetangganya. Kini negara ini secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa. Namun, Serbia telah menggunakan senjata buatan Rusia dan Tiongkok, termasuk jet tempur, tank dan peralatan lainnya untuk memperkuat angkatan bersenjatanya.
Pada tahun 2020, ia menerima UAV Chengdu Wing Loong-1. Drone tempur ini mampu menyerang sasaran dengan bom dan rudal, juga dapat digunakan dalam misi pengintaian.
Barat khawatir bahwa Serbia yang telah dipersenjatai oleh Tiongkok dan Rusia dapat mendorong negara Balkan tersebut untuk kembali mengobarkan perang, terutama untuk melawan bekas provinsi Kosovo yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 2008. Serbia, Rusia, dan Tiongkok tidak mengakui status kenegaraan Kosovo, sedangkan Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat mengakuinya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Serbia telah menjadi negara kunci dalam ekspansi Tiongkok dan kebijakan investasinya di Eropa. Pada Januari tahun lalu, 26 orang anggota Parlemen Eropa telah menyerukan untuk dilakukan penilaian terhadap dampak dari ekonomi Tiongkok di Serbia yang terus berkembang, termasuk juga proyek-proyek sembrono yang dapat berdampak besar terhadap penduduk sekitar dan kerusakan lingkungan yang lebih luas. (ET/sin/sun)
0 comments