Vaksin Buatan Tiongkok Diragukan, Pakar Ini Menyebut Asia Tenggara Bisa Menjadi Episentrum Epidemi Global

Pada 18 Juli 2021, seorang pria menerima suntikan vaksin. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP via Getty Images)

LUO TINGTING - NTD

Sejumlah besar vaksin buatan Tiongkok telah dikirim ke negara-negara Asia Tenggara, tetapi efikasinya dipertanyakan. Akhir-akhir ini situasi epidemi di Indonesia, Malaysia, Thailand dan negara-negara lain meningkat pesat, para ahli memperkirakan Asia Tenggara dapat menjadi pusat epidemi global.

Indonesia, sebagai negara terpadat ke empat di dunia, memiliki kasus epidemi serius. Statistik resmi menunjukkan bahwa pada 18 Juli, ada 44.721 kasus baru yang dikonfirmasi dan 1.093 kasus kematian. Ini adalah hari keempat berturut-turut melampaui India dan Brasil. Kemudian pada 22 Juli dengan penambahan 49.509 kasus dengan total terkonfirmasi tembus lebih dari 3 juta kasus.

Sedangkan kematian dalam sehari 1.449 jiwa dengan total 79.032 kasus. Bahkan banyak berita menyebutkan adanya kematian dari pasien yang sedang melakukan isolasi mandiri.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan pada konferensi pers online bahwa antara 1 dan 17 Juli, total 114 tenaga medis di Indonesia meninggal karena terinfeksi. Ini adalah jumlah tertinggi dalam periode waktu yang sama, terhitung lebih dari 20% dari 545 kasus kematian sejak wabah.

Ikatan Dokter Indonesia baru-baru ini menyatakan bahwa di antara 26 dokter Indonesia yang meninggal karena virus Komunis Tiongkok pada bulan Juni, setidaknya 10 di antaranya telah menyelesaikan dua dosis vaksin Tiongkok.

Di antara sekitar 160.000 staf medis Indonesia, sekitar 90% telah disuntik dengan vaksin Tiongkok. Namun, efektivitas vaksin Sinovac dipertanyakan. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan pada 9 Juli bahwa semua staf medis akan disuntik dengan vaksin Modena sebagai booster.

Indonesia sudah mendapatkan 120 juta dosis vaksin, 100 juta dosis vaksin sinovac. Tetapi, Novilia Sjafri Bachtiar, kepala ilmuwan yang bertanggung jawab atas uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia, meninggal karena terinfeksi virus baru-baru ini.

Data rata-rata 7 hari terbaru dari pelacak Reuters menunjukkan bahwa, didorong oleh penyebaran varian Delta yang lebih beracun, Indonesia, dengan penduduk 270 juta jiwa, telah melaporkan jumlah kasus baru tertinggi di dunia dalam beberapa hari terakhir, dan jumlah kematian kedua setelah Brasil. Pakar kesehatan mengatakan Indonesia telah menjadi episentrum baru pandemi.

Selain Indonesia, lebih dari 600 staf medis di Thailand menerima dua dosis vaksin Sinovac buatan Tiongkok. Setidaknya seorang meninggal karena epidemi dan satu orang dalam perawatan.

Kementerian Kesehatan Thailand menyatakan pada 11 Juli, bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk membantu staf medis mendapatkan suntikan booster ketiga dan menggunakan vaksin AZ atau Pfizer untuk meningkatkan kekebalan.

Pawin Numthavaj, seorang ahli epidemiologi klinis di Rumah Sakit Ramathibodi di Thailand, mengatakan kepada media bahwa dibandingkan dengan vaksin di negara lain, data yang tersedia untuk umum tentang vaksin Sinovac Tiongkok tidak mencukupi. Selain itu, negara-negara lain yang menggunakan vaksin Tiongkok, memiliki epidemi parah yang mengganggu.

Partai oposisi Thailand mengkritik pemerintah pada Maret, mengetahui bahwa vaksin Tiongkok tidak efektif dan mereka masih membelinya.

Malaysia telah memesan 15,5 juta dosis vaksin Tiongkok, termasuk vaksin Sinovac, Sinopharm dan Cansino. Situasi epidemi di negara ini akhir-akhir ini cukup parah. Dalam seminggu terakhir, jumlah kasus baru dalam satu hari melebihi 10.000 kasus.

Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Adham Baba mengatakan pada konferensi pers pada 15 Juli, bahwa vaksin Sinovac tidak akan lagi dimasukkan dalam rencana vaksinasi pemerintah.

Pemerintah Malaysia telah membeli 44,4 juta dosis vaksin Pfizer dari Amerika Serikat, dan vaksin Pfizer akan menjadi vaksin utama negara tersebut.

Kementerian Kesehatan Singapura mengeluarkan pernyataan pada bulan Juni lalu, bahwa hanya orang yang telah divaksinasi dengan Modena dan Pfizer yang dimasukkan dalam data vaksinasi nasional. Sedangkan orang yang telah disuntik dengan vaksin Sinovac, tidak termasuk dalam data.

Menteri Kesehatan Singapura menyatakan bahwa, “Saat ini tidak ada data medis dan ilmiah untuk menetapkan efektivitas vaksin Sinovac dalam infeksi dan melawan virus Delta.”

Vietnam adalah negara yang paling tidak bersedia di Asia Tenggara untuk menggunakan vaksin Tiongkok. Baru kemudian pada 4 Juni vaksin Nasional Tiongkok disetujui untuk penggunaan darurat di negara tersebut. Dalam pesanan vaksin sebelumnya, Vietnam hanya mengecualikan vaksin Tiongkok.

Tingkat vaksinasi saat ini di Vietnam sangat rendah, hanya 1%. Vietnam berharap dapat menggunakan vaksin Novavac AS secara universal pada tahun 2022, yang saat ini sedang dalam pengujian Fase II.

Secara keseluruhan, negara-negara Asia Tenggara menjadi target utama diplomasi vaksin Tiongkok. VOA melaporkan bahwa per Juni, negara-negara Asia Tenggara telah memesan 203 juta vaksin Tiongkok dari Tiongkok, terhitung sekitar 25,6% dari vaksin yang dijual di Tiongkok.

Selain itu, Komunis Tiongkok telah menyumbangkan 7,3 juta dosis vaksin ke negara-negara Asia Tenggara, yang merupakan 25% dari sumbangan global Komunis Tiongkok.

University of Hong Kong menerbitkan laporan dalam jurnal medis internasional “The Lancet” pada 16 Juli, menyatakan bahwa antibodi yang dihasilkan oleh dua dosis vaksin Pfizer 9 kali lebih tinggi daripada vaksin Sinovac. (ET/hui/sun)

0 comments