Miliki Kemampuan Lebih Kuat Melawan Antibodi, Studi Menunjukkan Varian Delta Menginfeksi Kembali Pasien yang Pulih

Kita telah lama mengetahui bahwa mengobati penyakit virus dalam beberapa hari pertama gejala dapat mencegahnya dari infeksi. (youneed.graphics/Shutterstock)

LI ZHAOXI

Varian Delta secara bertahap menjadi varian paling menular dari virus Komunis Tiongkok (COVID-19) di dunia. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang pernah terinfeksi mungkin sekarang terkena varian Delta. Virus mutan ini lebih mampu mengalahkan antibodi.

Laporan The Telegraph pada Kamis (8/7/2021) menyebutkan sekelompok ilmuwan Prancis yang dipimpin oleh Institut Pasteur di Paris menerbitkan laporan di jurnal Inggris Nature.

Sebagai hasil dari penelitian ini, mereka mengisolasi strain Delta yang menular dari seorang pelancong yang kembali dari India. Kemudian menguji kepekaannya terhadap antibodi dalam serum orang yang telah sembuh dan mereka yang telah divaksinasi. Walhasil, dibandingkan dengan varian Alpha di Inggris, varian Delta empat kali lebih efektif melawan antibodi pelindung yang dihasilkan oleh infeksi sebelumnya.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa dosis tunggal vaksin Pfizer atau AstraZeneca hanya dapat memberikan perlindungan 10% terhadap varian Delta.

Temuan ini membantu menjelaskan mengapa varian Delta menyebar begitu cepat, terutama di antara orang dewasa muda yang tidak mungkin menerima dosis kedua vaksin. Saat ini hampir 95% kasus baru di Inggris disebabkan oleh virus varian Delta.

Keunggulan biologis varian Delta memungkinkannya menyebar lebih cepat daripada varian lainnya. Sebuah studi baru yang diterbitkan online pada Rabu (7/7) mengungkapkan alasannya. Para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Guangdong, TIongkok melaporkan bahwa varian Delta tumbuh lebih cepat di saluran pernapasan manusia dan pada tingkat yang lebih tinggi.

Studi tersebut melaporkan, rata-rata orang yang terinfeksi varian Delta mereplikasi sekitar 1.000 kali lebih banyak virus di saluran pernapasan, dibandingkan dengan orang yang terinfeksi dengan virus aslinya.

Selain itu, seseorang dapat menjadi menular lebih cepat setelah terinfeksi varian Delta. Rata-rata, dibutuhkan sekitar 4 hari untuk varian Delta mencapai tingkat yang dapat dideteksi dalam tubuh manusia, sedangkan varian asli membutuhkan waktu 6 hari.

Dalam studi ini, para ilmuwan menganalisis pasien yang terinfeksi varian Delta untuk pertama kalinya di Guangzhou, Provinsi Guangdong dari 21 Mei hingga 18 Juni. Para peneliti mengukur tingkat virus dari 62 orang dan membandingkannya dengan tingkat virus dari 63 pasien yang terinfeksi versi awal virus pada tahun 2020.

Temuan mereka menunjukkan, orang yang terinfeksi varian Delta cenderung menyebarkan virus lebih awal selama proses infeksi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus varian Delta lebih banyak dilaporkan di 95 negara. Varian ini mendorong gelombang infeksi baru di seluruh dunia, dan banyak negara atau wilayah terpaksa menerapkan kembali tindakan blokade secara ketat. (ET/hui/sun)

0 comments