Australia akan Evakuasi Warganya di India, Mengingat Kasus Terinfeksi di India Meningkat di atas 414.000 Kasus

Jumlah kematian akibat epidemi di India telah melonjak, dan krematorium tidak mampu mengatasinya. Gambar menunjukkan tempat kremasi di India pada 24 April. (Anindito Mukherjee / Getty Images)

NTDTV.com

Mari kita perhatikan perubahan epidemi. Pada Jumat (7/5/2021), dengan pengecualian di Tiongkok Daratan, sekitar 155,06 juta orang didiagnosis dengan virus Komunis Tiongkok atau Covid 19 di seluruh dunia, dan lebih dari 3,25 juta orang meninggal.

Sedangkan, India menambahkan 414.188 kasus yang dikonfirmasi yang merupakan rekor tertinggi. Ada 3.915 kasus kematian baru.

Bagian utara dan barat masih menjadi pusat epidemi, tetapi sejak Mei, jumlah kasus di lima negara bagian selatan telah meningkat secara signifikan.

Sementara itu pasokan bantuan internasional terus mengalir.

Swiss mengirim 600 generator oksigen, 50 ventilator, dan perlengkapan medis lainnya. Belanda menyumbangkan 449 ventilator dan 100 mesin oksigen.

Rumah sakit berterima kasih atas bantuan langsung dari luar negeri.

Dokter India S.V. Arya mengatakan, “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dari seluruh dunia.”

Pejabat Inggris memperingatkan bahwa ada bukti bahwa virus varian India B.1.617.2, yang menyebar lebih cepat daripada virus aslinya, dapat didaftarkan sebagai “virus varian yang menjadi perhatian” bersama dengan varian di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.

Perdana Menteri Australia, Scoot Morrison mengumumkan pada Jumat 7 Mei bahwa larangan bagi warga negara yang kembali dari India akan dicabut minggu depan.

Dari 15 hingga 31 Mei, tiga penerbangan charter akan dikirim untuk mengevakuasi warga negara Australia perantauan di India. Diharapkan 900 orang akan dievakuasi pada gelombang pertama.

Saat ini, terdapat sekitar 9.000 orang Australia di India. Morrison mengatakan bahwa penerbangan langsung tidak akan dilanjutkan dalam jangka pendek.

Di Jepang pada Jumat 7 Mei, 1.005 kasus baru dikonfirmasi di Osaka, dan 907 kasus di Tokyo.

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga mengumumkan bahwa empat prefektur Tokyo, Kyoto, Osaka, dan Hyogo yang semula dijadwalkan berakhir pada 11 Mei akan diperpanjang hingga akhir Mei. Dari 12 Mei, prefektur Aichi dan Fukuoka bergabung dalam situasi darurat.

Pihak berwenang meminta department store dan pusat perbelanjaan besar lainnya untuk menghentikan bisnis, dan industri katering akan buka paling lambat hingga pukul 20.00 setempat.

Yoshihide Suga mengatakan, “Kasus yang baru dilaporkan masih tinggi, terutama di kota-kota besar. Rumah sakit di Osaka dan Hyogo masih kelebihan beban.”

Tingkat hunian tempat tidur perawatan intensif di Prefektur Osaka melebihi 100% untuk pertama kalinya pada 5 Mei.

Hashimoto Seiko, ketua Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo, mengatakan pada Kamis 6 Mei bahwa Komite Olimpiade Internasional IOC Thomas Bach yang awalnya berencana mengunjungi Jepang pada 17 Mei, mungkin akan sulit dilakukan. (ET/hui/sun)

0 comments