Lu
Gong hidup pada masa Dinasti Han Timur (25-220 SM). Ia menjadi terkenal
akan kekayaan ilmu pengetahuan dan kebajikan yang dimilikinya meskipun
hidupnya sangat miskin.
Bahkan
gubernur menaruh hormat yang tinggi pada Lu Gong dan mengiriminya padi
setiap tahun. Tetapi Lu Gong tidak pernah menerimanya. Gubernur juga
ingin memberinya suatu jabatan penting, karena ia masih terlalu muda, Lu
Gong dengan sopan menolaknya juga.
Ketika
Lu Gong dewasa, ia menjadi gubernur di wilayah Zhong Mou. Selama masa
jabatannya, ia sangat dihormati dan dikagumi warganya karena perilaku
moral dan kebajikannya yang besar. Sebagai ganti penerapan hukuman,
penerapan sifat luhurnya telah mengubah hati orang-orang menjadi baik.
Selama masa jabatannya, orang-orang hidup jujur dan penuh kedamaian.
Pada
suatu ketika, seorang laki-laki mengeluh kepada Lu Gong mengenai
seseorang yang bernama Ting Chang yang telah meminjam sapinya dan
menolak untuk mengembalikannya. Sebagai akibatnya, Ting Chang dipanggil
dan ditanya mengenai masalah tersebut.
"Anda
telah meminjam sapi seseorang dan Anda seharusnya mengembalikan sapi
itu setelah pekerjaan telah selesai. Sekarang pemilik sapi itu datang
mengeluh pada saya. Setelah Anda mengembalikan sapi itu, Anda juga harus
minta maaf."
Ting Chang menjawab, "Kapan saya meminjam sapinya? Itu adalah sapi saya!"
Orang itu berkata, "Ini tidak benar! Kamu meminjam sapi saya, tetapi kenapa kamu tidak mengakuinya?"
Ting Chang menjawab, "Ia sedang membual! Mengapa saya harus meminjam sapi dari dia?"
Lu
Gong menarik napas panjang, "Tidak perlu membantah lagi. Tak peduli
salah satu dari kalian mana yang benar. Saya akan bertanggung jawab. Ini
adalah kegagalan saya yang belum mampu untuk mengubah kalian menjadi
orang-orang dengan akhlak yang tinggi. Saya percaya ini adalah kesalahan
diri saya."
Setelah itu, ia melepas jubah pejabatnya dan menyiapkan diri untuk berhenti dari jabatannya.
"Tolong jangan berhenti," para bawahannya memohon sambil menangis.
"Tolong jangan meninggalkan kami," tangis semua warganya.
"Tolong jangan pergi. Saya akan menyerahkan sapi saya," kata pemilik sapi itu.
Setelah
melihat ini, Ting Chang merasa malu. Ia berkata, "Saya melakukan
kesalahan. Setan membuat saya melakukan hal ini. Saya akan mengembalikan
sapi kepadanya. Tolong hukum saya atas kejahatan yang telah saya
perbuat."
Ting
Chang akhirnya mengakui kesalahannya. Lu Gong berkata pada Ting Chang
agar mengembalikan sapi itu dan tidak akan menghukum dia. Semua warga
tersentuh oleh cara Lu Gong dalam menangani situasi ini.
Pada
suatu kesempatan yang berbeda, belalang menyerbu semua wilayah kecuali
Zhong Mou (wilayah yang dikepalai Lu Gong). Menteri Yuan An dari
Provinsi Henan mendengar kabar ini dan sungguh tidak dapat
mempercayainya. Ia mengirim Fei Qin, seorang pejabat, untuk
menyelidikinya. Saat kedatangan Fei Qin, Lu Gong menemani Fei Qin untuk
memeriksa ladang (pertanian). Fei Qin duduk di bawah suatu pohon besar
dan melihat seekor burung pegar turun dari langit dan ada seorang anak
bermain di dekatnya.
"Kenapa kamu tidak menangkap burung itu?" Fei Qin bertanya pada anak itu.
"Burung ini sedang menetaskan telurnya dan saya merasa kasihan padanya," anak itu menjawab.
Fei Qin tersadar dengan seketika setelah mendengar hal ini dan kembali untuk melapor pada Yuan An.
"Ada
tiga hal yang sangat tidak lazim di wilayah Zhong Mou. Pertama,
belalang tidak akan menyerbu wilayah itu. Kedua, bahkan burung-burung
dan binatang pun terbenam dalam rasa belas kasih. Ketiga, seorang anak
yang masih kecil telah mempunyai kebaikan dalam hatinya, luar biasa!”.
Menteri Yuan An melaporkan kebajikan Lu Gong ke istana Kerajaan.
Setelah
Lu Gong menunaikan masa jabatannya di wilayah Zhong Mou, ia dipindahkan
ke istana kerajaan karena prestasi dan perbuatannya yang mengagumkan
dan telah dipromosikan menjadi perdana menteri.
Lu
Gong adalah seorang pejabat berbudi luhur yang menekankan pentingnya
perilaku moral yang baik. Orang-orang mencintainya karena ia memimpin
dengan kebenaran dan kebajikan.
Cerita
tentang kebajikannya yang mampu mengubah hati setiap orang ini telah
diceritakan dari generasi ke generasi. Bahkan hingga saat ini,
cerita-cerita Lu Gong menunjukkan kepada kita tentang kebaikan yang ada
dalam diri setiap orang dan pengaruh dari suatu perbuatan baik. (theepochtimes/hty)
0 comments